1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Diguyur hujan, Syaharani dan Nita tetap ‘garang’ di Summer Jazz Ijen

Syaharani mampu menyuguhkan warna musik jazz yang cukup romantis.

Banyuwangi Summer Jazz Ijen. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Minggu, 31 Juli 2016 14:03

Merdeka.com, Banyuwangi - Dua penyanyi kondang Syaharani dan Nita Aartsen, tampil luar biasa menghibur sekitar 300 penonton Summer Jazz Ijen 2016, Sabtu malam (30/7). Bersama band mereka masing-masing, dua musikus jazz Tanah Air itu memberi suguhan musik berkualitas di amphitheatre Jiwa Jawa Resort Ijen, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur.

Penampilan Syaharani dan Nita bersama band itu, dibuka dengan tarian khas Banyuwangi, Tari Gandrung. Dilanjutkan penampilan dengan penampilan sinden senior di Tanah Osing, Supinah. Selepas adzan Mahgrib, giliran Syaharani and Queenfireworks (ESQI:EF) naik panggung.

Meski dibayangi hujan yang siap mengguyur kawasan kakai Gunung Ijen, penyanyi asal Batu, Malang ini tak gentar. Seperti janjinya, melalui lagu-lagunya dia akan membangkitkan suasana summer ceria di kaki Gunung Ijen.

Agar penonton tak panik dan bubar, dia coba menghalau hujan yang sudah rintik-rintik, dengan dengan lagu Arisan Hujan. Area panggung terbuka Jiwa Jawa atau yang dikenal dengan sebutan Java Banana itu terhipnotis. Terbawa keindahan lagu Sayaharani.

Untuk terus menghentak Summer Jazz Ijen yang digagas Sigit Purnomo itu, Syaharani turun panggung. Dilepasnya sepatu dan mengajak para penontong nyanyi bareng di lagu Selalu Ada Cinta. “Ayo kita nyanyi bareng-bareng. Lalala...lala..,” ajak Syahrani yang kemudian diikuti ratusan suara penontong sedikit malu.

“Ayo yang keras. Kalau Bahasa Banyuwanginya yang keras apa? Ya itu, hang anter. Ayo hang anter,” teriaknya.

Beberapa lagu yang dibawakan Syaharani selama satu jam, di antaranya Did I Do yang dibawakan dengan swing. Pada lagu Jangan Membuat Dia Membeku Lebih Lama, Syaharani menyuguhkan warna musik jazz yang cukup romantis. Sentuhan sedikit bluess juga mampu dibawakannya di lagu Morning Coffee. Ada juga Like Rockefeller, I know Your Mind yang sremuanya dibawakan dengan sangat atraktif.

Setelah Syaharani tampil, penonton dihibur atraksi Tari Barong. Meski sesaat, liukan barong khas Banyuwangi ini bisa mengusir rasa bosan penonton yang menunggu penampilan Nita. Karena Nita masih belum muncul, Sigit Purnomo yang merupakan pemilik Java Banana Resort maju ke depan untuk sekadar berinteraksi dengan penontong yang tak sabar menunggu Nita.

Banyuwangi Summer Jazz Ijen
© 2016 merdeka.com/Mochammad Andriansyah

Di hadapan para penonton, Sigit mengatakan, Jazz Gunung ini, dikonsep berdasarkan simbol Gunung Ijen. Lighting panggung dibuat warna biru, yang artinya blue fire (api biru) yang menjadi andalan Kawah Ijen menarik wisatawan. “Dekorasi panggung dibuat seoarang aksitek dari Yogyakarta, Mbak Novi. Panggungnya dibuat dari bambu. Kemudian lampunya dibikin biru. Kenapa biru, ada yang tahu?,” tanya Sigit pada penonton sembari menunggu penampilan Nita Aartsen and Friends.

Di kesempatan itu, Sigit juga memberikan sebuah cinderamata kepada Bupati Abdullah Azwar Anas yang turut hadir bersama istri, serta Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko. Dan usai ramah tamah sejenak, giliran Nita tampil memberi kejutan.

Nita mengawali lagunya dengan berkolaborasi bersama Supinah. Kolaborasi musik dan vokal yang luar bisa disuguhkan. Supinah yang melantunkan lagu Osing Sewang-sewangan, bersahut-sahutan dengan vokal Nita yang membawakan lagu ciptaan Guruh

Soekarnoputra Melati Suci. Atraksi luar biasa ini pun membuat penonton terperangah. Sayangnya, mendung tebal yang memayungi kawasan Gunung Ijen tak mampu lagi dibendung. Langit angkhirnya ‘menangis’ deras. Nita and Friends tak mampu lagi meneruskan aksi panggungnya. Sementara para penonton kabur mencari perlindungan.

Setelah sekitar satu jam diguyur hujan deras. Nita kembali ke panggung dan para penonton kembali ke tempat duduknya masing-masing karena hujan sudah reda. Acara kembali dilanjutkan hingga pukul 22.30 WIB. Nita menutup penampilannya dengan lagu Kopi Dangdut, dikolaborasi dengan musik dan Bahasa Kuba serta sentuhan-sentuhan irama jazz, yang begitu dahsyat.

“Ini adalah penampilan saya yang pertama di Banyuwangi. Saya sudah beberapa kali keliling negara untuk tampil, dan ini yang kali pertama saya tampil di Banyuwangi. Saya ingin memberi yang spesial untuk Banyuwangi,” kata Nita.

Nita Aartsen sendiri, baru saja menyelesaikan tournya ke 18 negara di Eropa. Pada pertunjukkan pertamanya di Banyuwangi ini Nita memboyong jawara jazz asal Kuba Ernesto Castillo pada gitar dan Pablo Calzado pada drum. Kemudian Jean Sebastian dari Perancis pada terompet.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Festival Banyuwangi
  3. Jazz Festival
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA