Selain itu, Dinkes juga mengaktifkan juru pantau jentik (Jumantik) untuk memantau dan membersihkan penampungan air di sekitar rumah warga.
Merdeka.com, Banyuwangi - Mencegah penyebaran virus Zika akibat gigitan nyamuk. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan langkah antisipasi dengan memaksimalkan Puskesmas dan perangkat desa untuk ikut aktif menggerakkan masyarakat memantau jentik-jentik nyamuk di rumahnya.
Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono pencegahan nyamuk penyebar virus Zika sama persis dengan demam berdarah dengue (BDB) dan chikungunya. Sebab vektor pembawa virus ini sama persis, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. "Ini momentum untuk menggiatkan pemberantasan nyamuk di lingkungan kita, terutama di rumah masing-masing warga. Caranya ya lewat gerakan 3M plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas,” ujar Widji, Senin (5/9).
Dokter yang akrab disapa Rio ini menegaskan, gerakan 3M plus ini harus dilakukan secara masif oleh seluruh warga. Menurutnya dengan gerak berkelanjutan, lingkungan bisa menjadi lebih bersih dan sehat. Apalagi Banyuwangi merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara.
Selain itu, Dinkes juga mengaktifkan juru pantau jentik (Jumantik). Jumantik ini akan bertanggung jawab memantau dan membersihkan penampungan air di sekitar dan di rumah warga. Agar jentik tidak sampai berkembang menjadi nyamuk.
“Justru Aides Aigepty tidak ada di selokan. Dia hidup di genangan air bersih atau jernih dengan siklus dari telur menjadi nyamuk selama tujuh hari. Jadi air bak mandi, gentong atau vas bunga harus rutin diganti. Jangan lebih dari satu minggu baru diganti. Ini bisa memotong siklus perkembangan nyamuk dan memperkecil peluang terinfeksi,” ujarnya.
Seseorang yang terserang Zika, bisa dilihat dari gejala yang timbul. Si penderita akan mengalami pusing, panas tinggi, nyeri sandi dan muncul ruam. Jika mengalami gejala ini. Masyarakat diimbau segera berobat ke Puskesmas atau layanan kesehatan terdekat agar segera diketahui penyebabnya.
Infeksi virus ini sifatnya self limiting desease. Artinya penyakit ini juga bisa sembuh dengan sendirinya. Jadi penanganannya cukup dengan pengobatan symptomatis untuk menghilangkan gejala yang timbul. Selain juga dengan meningkatkan daya tahan tubuh, seperti makan dan minum, istirahat serta tidur yang cukup dan olahraga teratur.
“Yang ditakutkan, jika virus ini menyerang ibu hamil. Virus ini akan menyerang otak janin sehingga menyebabkan anak yang lahir mengalami microcephaly. Otak bayi tidak bisa berkembang sehingga ukuran kepala bayi lebih kecil," kata Rio.
Rio juga mengajak warga tetap tenang menyikapi pemberitaan virus Zika yang tengah menyerang Singapura. Untuk saat ini Banyuwangi masih aman, tapi tetap waspada. “Tidak perlu panik, cukup tingkatkan kewaspadaan karena penyakit ini tidak mematikan berbeda dengan demam berdarah. Mari terus budayakan hidup bersih dan sehat, mudah-mudah Banyuwangi tetap terhindar dari virus ini,” kata dia.
Akibat penyebaran virus Zika di Singapura, pemerintah melalui Menteri Kesehatan menerbitkan surat permohonan ke Kementerian Luar Negeri nomor: PM.01.11/Menkes/449/2016 tentang travel advisory. Hal ini dilakukan karena tingginya intensitas lalu lintas barang antara Indonesia dan Singapura.