Festival Kopi Lego menampilkan berbagai potensi daerah.
Merdeka.com, Banyuwangi - Salah satu dusun bernama Lerek di Kelurahan Gombengsari Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi kembali menggelar Festival Kopi Lego. Bertema Kopi, Kambing dan Kesenian, festival yang diadakan secara swadaya oleh masyarakat Gombengsari tersebut dilaksanakan di Jalan utama Dusun Lerek.
Festival Kopi Lego menampilkan berbagai potensi daerah. Yakni potensi perkebunan kopi, peternakan kambing etawa, seni, budaya, dan kuliner. Seperti rangkaian acara sejak pukul 10.00-12.30 WIB siang ini, wisatawan diajak berkeliling kebun kopi dan peternakan kambing etawa milik warga.
Menurut para petani kopi di sana, produk kopi di wilayah Gombengsari saat ini lebih banyak dipasarkan berupa biji mentah (green bean) oleh pengusaha-pengusaha kopi dari Dampit, Tirtoyudo dan Ampelgading. Sekitar 80 persen kopi Gombengsari akhirnya diolah di Kabupaten Malang, dan diberi label Kopi Amstirdam (Ampel Gading, Tirtoyudo, Dampit) yang kini tengah naik daun.
"Gombengsari memiliki luas kebun kopi ratusan hektar, namun mereka tidak punya branding (nama). Kopi green bean dibeli para tengkulak dengan harga murah dari petani Gombengsari. Bila dikalkulasikan, masyarakat tidak terlalu banyak mendapatkan keuntungan bila dibandingkan dengan biaya operasional yang telah mereka keluarkan," ujar Bachtiar Janan, salah satu penyelenggara acara dari Komunitas Hidora, Rabu (26/10).
Menurut Bactiar, bertani kopi menjadi sesuatu yang tidak menarik bagi generasi penerus di sana. Banyak anak-anak muda di Gombengsari akhirnya pergi mencari kerja ke kota atau bahkan ke luar kota, karena mereka beranggapan bahwa bertani kopi tidak menguntungkan.
Dengan dilaksanakannya Festival Kopi Lego, Bactiar berharap aktivitas pariwisata menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan produk kopi Gombengsari ke tingkat nasional bahkan internasional dengan dukungan seluruh warga Banyuwangi.