"Hampir semua bidang menjadi obyek penelitian. Mulai dari kesehatan, pelayan publik, pariwisata dan peningkatan ekonomi," papar Yayan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Dalam menyusun kebijakan pembangunan, Pemkab Banyuwangi terus berupaya menggunakan landasan ilmiah berbasis riset. Untuk itu, Pemkab terus menggandeng para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Banyuwangi untuk melakukan riset ilmiah.
Disampaikan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, peran perguruan tinggi bagi pemerintah sangat penting. Bukan hanya komitmennya, tetapi juga bagaimana mereka bisa bersinergi menyukseskan target-target pemerintah. Belajar dari konsep negara maju, ternyata kampus-kampus juga menjadi Bappedanya pemerintah.
"Maka dari itu, riset-riset dan program pemerintah sekarang tidak bisa hanya bisa ditangani Bappeda, kita perlu melibatkan institusi perguruan tinggi. Karena itu, kita libatkan perguruan tinggi ini," ujar Yusuf saat membuka seminar akhir penelitian kerja sama perguruan tinggi dengan pemkab Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Selama lima tahun terakhir, pemkab melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di Banyuwangi. Pada tahun 2012 terdapat 11 penelitian, 2013 ada 13 penelitian, 2014 dengan 10 judul penelitian dan tahun 2015 ada 12 judul penelitian.
"Tahun 2016 ini ada 15 judul. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah, lalu akan menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan terutama di daerah-daerah yang menjadi basis penelitian," kata Yusuf.
Lebih lanjut Wabup Yusuf mengharapkan hasil penelitian tersebut, bisa diaplikasikan dalam rangka mendorong kesejahteraan rakyat Banyuwangi. "Hasil penelitian ini bisa semakin mendorong kesahteraan masyarakat, memberdayakan desa, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dan pelayanan publik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi Suyanto Waspotondo mengungkapkan, penelitian tersebut melibatkan berbagai perguruan tinggi di Banyuwangi. Mulai dari Politeknik Negeri Banyuwangi, Universitas Airlangga Banyuwangi, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas PGRI Banyuwangi, Institute Agama Islam Ibrahimi, Institute Agama Islam Darussalam, Sekolah Tinggi Islam Blambangan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Akademi Kesehatan Rustida, dan Akademi Kelautan Banyuwangi.
"Judul penelitian yang mereka ajukan juga telah melalui review dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jatim dan Dewan Riset Daerah Jatim juga," kata Yayan - panggilan akrab Suyanto Waspotondo.
Obyek penelitiannya, lanjut dia, mencakup berbagai hal yang menyangkut kepentingan masyarakat. "Hampir semua bidang menjadi obyek penelitian. Mulai dari kesehatan, pelayan publik, pariwisata dan peningkatan ekonomi," papar Yayan.
Sejumlah judul penelitian itu antara lain analisis pengembangan sistem informasi manajemen antara puskesmas dan rumah sakit, revitalisasi kampung ramah anak di Desa Tampo Cluring Kecamatan Cluring, Pemanfaatan Limbah Cair Rebusan Ikan Lemuru, hingga Pemberdayaan Perempuan di Pesisir Muncar.
Salah satu penelitian bidang pariwisata diangkat oeh akademisi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi. Mereka meneliti tentang pengembangan pariwisata budaya berbasis cagar budaya.
"Selama ini Banyuwangi telah sukses mengembangkan pariwisata, namun masih sebatas wisata alam. Sedangkan wisata budayanya sendiri, masih pada pertunjukan seni budaya, dan ini perlu dikembangkan pada cagar budaya yang bersifat kebendaan," papar ketua tim peneliti dari Untag Banyuwangi, Miskawi.
Ini perlu, lanjut Miskawi, lantaran potensi cagar budaya Banyuwangi lebih lengkap ketimbang beberapa daerah lain. "Kalau di Yogyakarta, cagar budaya hanya berkisar dari zaman kerajaan dan kolonial saja. Tapi, kalau Banyuwangi lebih lengkap. Mulai dari era prasejarah, kerajaan hingga kolonial," ungkapnya.
Jika pengembangan pariwisata berbasis cagar budaya itu dapat terealisasi, Miskawi memprediksi, akan semakin menunjang perekonomian masyarakat. "Jika ini bisa terealisasi, maka akan muncul berbagai destinasi wisata baru di Banyuwangi, yang otomatis akan mengerek sektor perekonomian masyarakat," paparnya.