"Bulannya itu lebih terlihat dekat ke bumi. Dan pasang ombaknya akan lebih tinggi. Tapi ya tidak terlalu besar juga," kata Dita.
Merdeka.com, Banyuwangi - Terkait munculnya fenomena alam Supermoon yang berlangsung sejak kemarin malam, Senin (14/11), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas III Banyuwangi, mengimbau agar nelayan berhati-hati saat melaut.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi klas III Banyuwangi, Dita Purnamasari, mengatakan Supermoon merupakan fenomena alam ketika bulan berada di jarak paling dekat dengan bumi, sehingga menyebab pasang air laut meningkat.
"Bulannya itu lebih terlihat dekat ke bumi. Dan pasang ombaknya akan lebih tinggi. Tapi ya tidak terlalu besar juga," kata Dita kepada Merdeka Banyuwangi, Senin (14/11).
Dita melanjutkan, tinggi pasang laut akan meningkat pada hari ini, Selasa (15/11), terutama di perairan laut selatan Samudera Hindia. Untuk kawasan Banyuwangi meliputi garis pantai di wilayah Rogojampi, Muncar, Pantai Gerajagan, Pulau merah, dan laut selatan lainnya.
Selain nelayan, tentunya para wisatawan juga diimbau agar berhati-hati. Sebab gelombang pasang laut yang biasanya setinggi 1,5 sampai 2 meter, pada hari ini, akiat munculnya Supermoon bisa mencapai ketinggian 2 sampai 2,5 meter. Selain itu, kondisi cuaca juga diprediksi terjadi hujan ringan sampai sedang.
"Tepat pada 14 November, kondisi cuaca hujan ringan dan sedang sampai besok. Selain itu diharapkan para nelayan untuk waspada. Karena gelombangnya 2 sampai 2,5 meter. Dan untuk wisatawan juga diimbau untuk waspada, akibat perkiraan tinggi gelombang," ujarnya.
Sementara itu, Dita melanjutkan, untuk kawasan pesisir Banyuwangi kota dan penyeberangan kapal di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, sejauh ini masih terpantau normal sebab berada di dataran tinggi. "Kalau penyeberangan di Selat Bali tidak berpengaruh, soalnya berada di ketinggian," ujarnya sambil menegaskan tinggi gelombang hanya di kisaran 0,3 sampai 0,8 meter.
Peristiwa Supermoon yang terjadi 70 tahun sekali ini, sebelumnya terjadi pada 1948. Pada momentum ini, pasang laut meningkat akibat gaya gravitasi bulan dan matahari. Apalagi posisi jarak bulan dan bumi menjadi semakin dekat dibandingkan purnama lainnya, yakni hanya sekitar 356.523 Km dari bumi. Peristiwa langka ini, akan kembali terjadi pada 2034 mendatang.