1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Harga bawang merah dan daging ayam naik, Mendag: Jangan khawatir akan kembali stabil

"Ada kenaikan (daging ayam) Rp 1000 di atas batas atas. Tetapi komitmen turunkan itu. Pasti kami awasin terus, Disperindag provinsi, kota".

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 11 Mei 2018 10:29

Merdeka.com, Banyuwangi - Menjelang Bulan Ramadhan, harga bawang merah dan komoditas peternakan daging ayam serta telur di Pasar Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi sedang mengalami kenaikan harga. Mendengar langsung kabar tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menjelaskan kenaikan yang terjadi akan dikendalikan, karena stok kebutuhan nasional masih mencukupi.

"Ada kenaikan (daging ayam) Rp 1000 di atas batas atas. Tetapi komitmen turunkan itu. Pasti kami awasin terus, Disperindag provinsi, kota, Satgas, Bulog, semua standby. Begitu ada kenaikan sedikit, langsung kami drop agar turun," ujar Enggar saat meninjau Pasar Tradisional Rogojampi, Banyuwangi, Kamis (10/5).

Harga bawang merah terjadi kenaikan dari Rp 20 ribu ke Rp 30 ribu, sementara daging ayam potong sejak sepekan naik dari Rp 30 ribu ke Rp 33 ribu, naik Rp 1000 dari harga batas atas di pasaran Rp 32 ribu.

"Dan ini memang karena musim, tetapi tidak usah dikhawatirkan. Bawang merah ada kenaikan sedikit, tetapi akan segera turun karena akan panen di sejumlah tempat. Jadi tidak ada kekhawatiran. Karena stok secara nasional cukup," terangnya.

Saat ditanya apakah ada impor bawang merah, dia mengatakan, terjadi peredaran bawang bombay ilegal di pasaran. Pihaknya masih mencari tahu apakah ada keterkaitan kenaikan bawang merah dengan impor ilegal bawang bombay yang sempat terjadi di pasaran.

"Itu bawang bombay, saya tidak pernah memberikan izin bawang bombay yang satu siung itu untuk impor. Seperti yang ditemukan dan disegel oleh Bareskrim. Saya akan cari tahu apakah ada keterkaitan dengan kenaikan ini," jelasnya.

Enggar melanjutkan, khusus untuk daging ayam dan telur, terjadi sedikit kenaikan karena sejumlah peternak sempat mengeluh dan gulung tikar. Seperti peternak dari Blitar dan Boyolali yang sempat mengeluhkan kepada Enggar, tentang turunnya harga jual. Mendengar hal tersebut, Enggar berupaya memproteksi peternak kecil agar tidak gulung tikar melalui ketetapan harga batas bawah dan atas di tingkat peternak. Meski demikian, stok ayam dan telur untuk kebutuhan nasional sangat mencukupi.

"Khusus ayam dan telur, kami ada tingkat batas atas dan bawah. Peternak dari Blitar dan Boyolali mengeluh karena harganya selalu dibawah, dan lebih dari 40 persen peternak kecil tutup. Kalau yang besar mereka bisa hidup sendiri," jelasnya.

Agus, salah satu pedagang rempah di Pasar Rogojampi megatakan, harga bawang merah memang naik dari Rp 20 ke Rp 30 ribu.

"Harga bawang merah naik karena stoknya berkurang, sebelumnya masih Rp 20 ribu," kata Agus.

Sementara pedagang daging ayam di Pasar Rogojampi, Titi menjelaskan, sudah sepekan terakhir terjadi kenaikan dari Rp 30 ribu ke Rp 33 ribu. Titi yang biasanya mendapatkan stok 75 ekor dalam sehari, kali ini hanya mendapat 50 ekor daging ayam potong.

"Kemungkinan naik lagi, biasanya kalau lebaran sampai Rp 40 ribu naiknya," akunya. Menanggapi hal tersebut, Mendag memastikan harga Rp 40 ribu tidak akan pernah terjadi.

Untuk ayam kampung, Titi biasanya mendapatkan stok dari 50 ekor menjadi 40 ekor dengan kisaran harga yang masih stabil Rp 70-75 ribu.

"Sekarang daging ayam stoknya agak susah. Kalau lebaran biasanya harganya naik sampai Rp 80 ribu. Biasanya dapat 50 sekarang dapat 40 saja. Tiap tahun alasannya permintaan banyak, tetapi stok sedikit," katanya.

(ES/MUA)
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA