1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ilham hidupkan kembali seni pertunjukan Kerajaan Blambangan

Diperkirakan pernah memiliki satu pertunjukan hiburan yaitu Wayang Using.

Ilham Mursidi . ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 09 Februari 2017 07:44

Merdeka.com, Banyuwangi - Ilham Mursidi (37) salah satu dalang asal Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, memiliki ide untuk membangkitkan kembali pertunjukan Wayang Using yang sempat hilang. Sebuah pertunjukan hiburan seni budaya masyarakat Using.

Sekitar abad 18 Kerajaan Blambangan yang sekarang menjadi Kabupaten Banyuwangi, diperkirakan pernah memiliki satu pertunjukan hiburan Wayang Using. Namun seni budaya pertunjukan tersebut diperkirakan hilang setelah perang Puputan Bayu melawan Kolonial Belanda pada 1771.

Literatur Wayang Using yang diperkirakan pernah ada di masa Kerajaan Blambangan, ditemukan Ilham saa membaca karya sastra klasik Babad Blambangan.

"Tapi hanya disebut sekilas, tidak dijelaskan menceritakan tentang apa dan bagaimana pertunjukannya. Itu pada masa Prabu Tawangalun," ujar Ilham kepada Merdeka Banyuwangi, Minggu (5/2).

Penasaran dengan Wayang Using, Ilham yang sudah memiliki kemampuan menjadi dalang pewayangan Jawa, lantas ingin merekonstruksi ulang pertunjukan khas bumi Blambangan ini. Semua dilakukan bersama teman-temannya sejak tahun 2002.

Ilham tidak sembarangan mengemas kembali pertunjukan yang sempat hilang ini. Mulai dari tokoh pewayangan dan naskah cerita digali dari berbagai literatur ilmiah.

Agar Wayang Using bisa memiliki identitas sebagai seni pertunjukan lokal, dia berhasil membuat tiga naskah cerita dengan judul "Perang Puputan Bayu", "Minakjingo Nagih Janji", dan "Perjuangan Sayuwiwit". Sebuah kisah sejarah dan legenda yang digali dari perjuangan masyarakat Blambangan sendiri.

Selain cerita dan tokoh lokal, naskah juga menggunakan bahasa daerah Using. Kemudian menggunakan musik tradisional gandrung untuk menguatkan identitas Wayang Using. "Ceritanya diambilkan tokoh sejarah Blambangan, seperti Sayuwiwit, Raden Jogopati, Wong Agung Wilis, Prabu Tawang Alun dan masih banyak lagi. Desain gambar wayangnya tidak sembarangan. Ada literaturnya, juga dari ngobrol sama temen-temen budayawan," jelasnya.

Ilham bersama 16 kru Wayang Using, sejak 2014, sudah rutin diundang untuk tampil dalam peringatan Hari Jadi Banyuwangi tiap tahunnya di Desa Bayu, Kecamatan Songgon. Sebuah tempat pertempuran Puputan Bayu yang diperingati sebagai Harjaba. Selain itu, Ilham juga memiliki sanggar Sudikaryo, dan mulai mendidik anak-anak generasi agar ada yang melanjutkan. Saat ditemui, Ilham sedang diundang dalam Pagelaran Makarya di Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon untuk menampilkan Wayang Using.

Lokasi pertunjukan yang ada di samping hutan Bayu membuat penonton bisa refleksi secara langsung, pada saat perang Puputan Bayu ada 90 ribu orang Blambangan yang gugur melawan Kolonial Belanda. "Itu perang yang kejam dan menakutkan. Belanda sampai menghabiskan 80 ton emas untuk biaya perang," jelas Ilham.

Teknis pertunjukan Wayang Using tidak jauh berbeda dengan pewayangan Jawa. Bahan wayang yang digunakan tetap menggunakan kulit, namun tokoh-tokohnya dibuat lebih realis menyerupai karakter militer Kolonial Belanda dan pakaian kerajaan Blambangan.

"Cerita yang akan dibawakan perang Bayu. Terjadinya perang ya di alas Bayu sini ini," ujarnya.

(FF/MUA)
  1. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA