"Ada sekitar 20 UMKM akan dipamerkan. Ada 24 stand yang kita sediakan," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 tinggal dua hari lagi. Sehari sebelum event digeber, atau pada hari Selasa (10/5), sekitar pukul 14.00 WIB, seluruh peserta dari 20 tim diajak melepas tukik (anak penyu) di Pantai Boom.
Sekitar pukul 15.00 WIB, acara berlanjut di Taman Blambangan. Seluruh peserta dari 20 tim akan melakukan cycling for all sepanjang 10 kilo meter (Km) bersama masyarakat umum di sekitar Taman Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Usai menggelar sepeda santai, diteruskan dengan acara pembukaan di Taman Blambangan di hari yang sama.
ITdBI sendiri akan digelar pada 11 hingga 14 Mei, dengan mengambil jarak total 567 kilo meter (Km) yang terbagi empat etape yaitu; etape pertama start di Waduk Sidodadi, Kecamatan Glenmore ke Taman Blambangan (171,4 Km), etape dua dari RTH Maron, Kecamatan Genteng ke Taman Blambangan (145,7 Km).
Kemudian etape ketiga dari Grand New Watu Dodol ke Taman Blambangan (126,9 Km) dan etape terakhir start dari Pelabuhan Muncar menuju Paltuding Ijen (123 Km).
Nah, untuk memastikan kesiapan event berlabel excellent dari UCI (Persatuan Balap Sepeda International) tersebut, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bersama jajarannya meninjau lokasi stage ITdBI di Taman Blambangan, Senin sore (9/5).
Kata Anas, di event balap sepeda internasional ini, seluruh produk-produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akan ikut mewarnai sepanjang acara. "Ada sekitar 20 UMKM akan dipamerkan. Ada 24 stand yang kita sediakan. UMKM Banyuwangi memang harus kita pacu. Dengan Tour de Banyuwangi Ijen ini kita bisa merasakan manfaatnya," terang Anas.
Bupati dua periode ini melanjutkan, "Tour de Banyuwangi Ijen ini juga memberikan edukasi bagi Banyuwangi. Event ini memberikan pendidikan bagi semua birokrasi bagaimana cara bersinergi, bagaimana menghadapi event-event bertaraf internasional seperti Tour de Banyuwangi Ijen ini."
Kemudian bagi anak-anak sekolah, masih kata Anas, saat acara mereka akan kita keluarkan dari kelas. "Dulu orang-orang bilang, loh anak-anak sekolah kenapa dikeluarkan dari kelas? Saya bilang, belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tapi juga di luar kelas. Event ini bisa memberikan edukasi bagaimana anak sekolah dan masyarakat bisa tertib," ujarnya.
Bisa menjadi tertib, kata suami Ipuk Fiestiandani ini, butuh belajar. "Apalagi ini event yang sudah mendapat label excellent dari UCI. Semua harus tertib, termasuk saya juga harus tertib. Tidak boleh telat. Jika tidak ini bisa dimarahi sama panitia UCI. Ini, tertib juga bagian dari edukasi," katanya.
Kemudian, para pelajar yang diajak menyaksikan kompetisi balap sepeda tingkat dunia ini bisa belajar mengenal negara-negara lain. "Dengan membuat bendera untuk menyemangati para pebalap dunia, anak-anak diajarkan mengenal negara-negara luar. Misalnya dengan membuat bendera Jepang, yang hanya menyeplok warna merah sudah jadi bendera Jepang. Mereka akan tahu oh ini bendera jepang," tuturnya.
ITdBI menurut Anas juga memberi manfaat atas percepatan pembangunan dua wisata baru di Banyuwangi, yaitu Grand New Watu Dodol dan Waduk Sidodadi. "Jalan 500 Km juga sudah disiapkan Dinas PU. Kemudian, mungkin, kalau tidak ada event ini, wisata baru Waduk Sidodadi tidak segera dipaving. Tapi dengan event ini, semuanya dipercepat," terang Anas.