1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kelola sampah sendiri, warga Kalirejo berulangkali raih penghargaan

"Kalau sampah dibuang enggak ada gunanya. Dijual murah sekali. Kalau dijadikan kreasi seperti ini ada harganya," ujar Henny.

Warga Jalan Anggur di Kelurahan Kalirejo. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 21 September 2016 10:46

Merdeka.com, Banyuwangi - Siapapun sepertinya perlu meniru inovasi peduli lingkungan yang dipraktikkan oleh warga Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

Masing-masing rumah warga di sepanjang Jalan Anggur, Kelurahan Kalirejo, terlihat sangat rindang. Di depan halaman rumah mereka terlihat banyak bunga, tanaman kebutuhan dapur seperti sayur, buah-buahan, cabai hingga merica.

Tidak hanya itu, selain sadar dengan keindahan lingkungan, warga di sepanjang jalan ini juga mengelola sampah menjadi barang bermanfaat. Sampah organik dari dapur diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk jenis non-organik menjadi beragam kerajinan tangan.

Hal ini diceritakan oleh Henny Syarawatie, Bendahara kelompok Ibu-ibu Dasa Wisma (Dawis) Anggur, sebuah kelompok peduli lingkungan dan sampah menjadi barang bermanfaat yang dibina oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Banyuwangi melalui program Merdeka Dari Sampah.

"Kalau sampah dibuang enggak ada gunanya. Dijual murah sekali. Kalau dijadikan kreasi seperti ini ada harganya," ujar Henny kepada Merdeka Banyuwangi, Selasa (20/9).

Kreativitas warga di Jalan Anggur ini terbangun setelah mendapatkan apresiasi berupa penghargaan Ijo Royo-royo pada 2008. Waktu itu mereka diganjar penghargaan dalam hal penghijauan di halaman rumah seperti penanaman buah dan bunga.

Dari situ, ada dorongan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan bersama untuk mengolah sampah. Warga akhirnya mengumpulkan sampah untuk dijual, hingga bisa membuat gudang untuk program bank sampah.

"Awalnya naruh sampahnya di sini, di depan rumah pak saya sampai enggak muat. Terus buat gudang sampah di sebelah yang ada lahan kosongnya," kata Edi, Ketua RT di Jalan Anggur.

Penghargaan selanjutnya, mendapatkan Green and Clean dari Badan Lingkungan Hidup Banyuwangi pada 2012. Kemudian dari 2013 sampai 2015 mendapatkan penghargaan juara pertama dari Program Merdeka Sampah tiga tahun berturut-turut.

"Kenapa bisa menang, karena mereka punya pengelolaan sampah organik dan unorganik. Kemudian lingkungannya rindang dan hijau. Tanaman hias sampai tanaman toga ada di sana," ujar Slamet Sumarto, Ketua Merdeka Dari Sampah.

Saat Merdeka Banyuwangi ke sana, setiap halaman rumah masing-masing warga memang dipenuhi berbagai bunga dan tanaman. Ada tempat sampah untuk memisahkan jenis organik dan unorganik. Serta hasil olahan pupuk organik yang dikelola bersama maupun individu.

"Setelah dapat green and clean kita semangat tanam di depan rumah. Buat kerajinan tas dari bungkus kopi, kerajinan koran jadi guci, vas bunga, taplak dari sedotan, tirai dari sedotan juga. Semangat menanam bunga, sayuran juga. Ada lombok, merica, daun jeruk," kata Siti Rokhanah, Sekretaris Dawis Anggur.

Ibu yang akrab dipanggil Karni ini menambahkan, saat ini dirinya sudah bisa mandiri mengolah sampah menjadi beragam produk unik. Dia menunjukkan hasil kerajinan tangan di rumahnya. Limbah rumah tangga tersebut, selain berguna untuk perlengkapan serta hiasa pribadi di rumah juga laku dijual.

Hadiah yang didapatkan warga dari DKP Banyuwangi ini dimanfaatkan warga untuk membeli perlengkapan seperti kerangka besi untuk tanaman rambat, seperti buah markisa dan anggur.

Dari 30 KK yang tergabung dalam Dawis Anggur, saat ini bisa memanfaatkan buah-buah tersebut. Seringkali untuk sajian siapapun yang berkunjung ke sana. "Kalau ada tamu kami buatkan untuk minuman. Markisa ini sangat segar sekali rasanya," ujar Karni.

Sementara itu, Edi selaku Ketua RT melanjutkan, buah-buahan tersebut memang tidak ada yang dijual. Semua warga bisa mengambil. "Selain rindang, sejuk, kalau ada acara enggak pakai terop. Warga sini boleh ambil, tanpa dijual," ujarnya.

Berawal dari sampah, warga di sepanjang Jalan Anggur saat ini benar-benar merdeka dari sampah. Selain bersih bagi lingkungan, juga menjadi pupuk untuk berbagai tanaman depan rumah. Selain itu juga menjadi bahan kerajinan tangan kreatif yang menguntungkan.

Apalagi, saat ini program bank sampah dari hasil rumah tangga yang dikumpulkan bersama bisa menjadi jaminan untuk peminjaman kebutuhan pokok. Seperti membeli minyak, baju dan kebutuhan lain.

"Sampah-sampah dari warga, dikumpulkan di gudang untuk dijual. Awalnya untuk bangun gudang unit Bank Sampah Banyuwangi. Saat ini warga yang ngumpulin sampah punya buku tabungan. Dan warga bisa minjem untuk beli minyak, baju atau lainnya," kata Hennya selaku Bendahara.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA