1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Lebih ramah lingkungan, Poliwangi temukan paving berpori

"Gradasi dibuat seragam sehingga membentuk rongga. Air bisa langsung menembus ke bawah," kata Erna.

Paving Berpori buatan Poliwangi. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 21 Juli 2017 14:40

Merdeka.com, Banyuwangi - Festival Teknologi Inovatif di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, menampilkan berbagai temuan akademis. Salah-satunya paving berpori yang bisa langsung menyerap air sehingga lebih ramah lingkungan.

Erna Suliani, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banyuwangi, melakukan penelitian dan proses uji paving berpori sejak 2013.

Bahan paving berpori yang digunakan juga lebih ramah lingkungan. Sebagai pengganti semen, Erna menggunakan flyash limbah batu bara. Kemudian untuk menggantikan pasir, dia memakai kerikil.

"Bahan dari campuran beton tanpa fine agregat. Semen kandungan utama selika, limbah batura juga besar selikanya. Jadi bisa jadi pengganti semen," ujar Erna kepada Merdeka Banyuwangi, Kamis (19/7).

Menurut dia, paving berpori sudah banyak di luar negeri. Sementara di Indonesia masih belum diproduksi secara massal. Saat ini, dia masih terus mengembangkan penelitian paving berpori agar bisa lebih maksimal.
"Tapi kalau ada yang pesan kami siap membuatkan," katanya.

Satu paving berpori ukuran 105 mm x 210 mm x 80 mm dihargai Rp 1500. Kekuatan paving berpori hasil temuannya sejauh ini memiliki kekuatan uji beban 8,5 MPA untuk gradasi atau pori besar dan 17 MPA untuk gradasi besar 8,5 MPA.

"Gradasi dibuat seragam sehingga membentuk rongga. Air bisa langsung menembus ke bawah. Kalau paving lainnya, tembus, tapi hanya sedikit," ujarnya.

Saat dituang air secara terus menerus, paving berpori terlihat langsung tembus mengalir ke bawah. Selain cocok dipasang di halaman rumah, paving berpori juga pas untuk lantai kamar mandi.

"Kalau pakai paving ini, rumput masih bisa tembus ke atas. Tapi tidak membuat licin karena porinya kasar," terangnya.

Festival Teknologi Inovatif berlangsung hingga 22 Juli 2017. Berbagai inovasi ilmu pengetahuan yang mendukung kemajuan teknologi temuan kampus akademis Banyuwangi ditampilkan di sana.

(MT/MUA)
  1. Teknologi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA