Kapal dengan panjang 18 meter dan lebar 6,1 meter juga dilengkapi dengan senjata jenis meriam 105 MM.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pekan lalu, sejumlah pelajar Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI bertandang ke PT Lundin Industry Invest (LII) untuk melihat pembuatan kapal perang. Sesko TNI menilai, pabrik kapal perang di Jalan Lundin 1 Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur ini memiliki reputasi cukup bagus di bidangnya, sehingga layak jadi jujugan. Hingga saat ini, PT LII telah sukses memproduksi kapal siluman dan anti teroris berkualitas Eropa.
Bahkan perusahaan pembuat kapal cepat rudal berlunas tiga (Trimaran) KRI Klewang 625 yang diluncurkan TNI AL akhir Agustus 2012 silam itu telah melayani pesanan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) militer dari pelbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Australia, serta beberapa negara di Benua Biru Eropa dan Rusia.
Kapal perang yang kali pertama diproduksi perusahaan milik suami-istri, John Ivar Alan Lundin (47) asal Swedia dan Lizza Lundin (46) asli Banyuwangi ini, adalah X2K Interseptor RIB, yaitu sekoci cepat berbahan komposit dengan panjang 11,3 meter serta kecepatan 50 knot.
Uji coba X2K Interseptor RIB ini dilakukan pada 2006 silam. Saat itu, PT LII yang semula khusus hanya membuat kapal rekreasi, memberanikan diri masuk ke industri kapal militer dengan mengikuti pameran Alutsista di Jakarta.
Alhasil, kapal jenis sekoci cepat buatannya itu dilirik Malasyia dan langsung memesan enam unit. Medio 2007, PT LII menjalin kerja sama dengan TNI-AL untuk pembuatan kapal patroli cepat jenis Combat Catamaran X38. Kapal ini didesain dapat beroperasi di perairan dangkal dan memiliki panjang 12,4 meter dengan kecepatan jelajah 40 knot.
Kemudian, TNI AL menjadi mitra tetap PT LII dalam hal pembuatan kapal. Selain itu, Badan Kordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Badan SAR Nasional, serta organisasi konservasi seperti the Nature Conservancy dan World Wide Fund (WWF) juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan milik keluarga Lundin tersebut.
Hingga saat ini, alutsista yang berhasil diproduksi PT LII antara lain; X2K Interceptor RIB, X2K Special OPS RIB, X2K Special Forces RIB, X10 RIB, X38 Combat Cat dan Special Ops Cat. Selain itu, juga memproduksi Fast Missile Patrol Vessel (FMPV) Trimaran dan X18 Fire Support Vessel (FSV).
Menurut Presiden Direktur PT LII, John Ivar Alan Lundin, model X2K merupakan jenis kapal perang anti teroris dan banyak diminati beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. Bahkan Rusia juga ikut memesannya. “Kita telah memproduksi banyak untuk tipe ini (X2K). Malaysia, Brunei, Indonesia kami buatkan 15 unit, kalau Rusia baru satu,” kata Jhon saat menerima kedatangan para pelajar Sesko TNI, pekan lalu (12/8).
Jhon yang menjelaskan bisnis kapal perang buatannya telah memenuhi standar kualaitas Eropa. “Kalau untuk X18 FSV, disebut juga Tank Boat. Karena X18 merupakan perpaduan kapal (boat) dan tank dan ini (Tank Boat) yang pertama di dunia,” terang Jhon.
Jenis Tank Boat memiliki kualifikasi bisa digunakan di pelbagai medan air. Mulai dari rawa, sungai, pantai hingga laut. Kapal ini didesain dengan model catamaran (dua kaki) serta terbuat dari bahan karbon fiber komposite. Bahan ini dipilih, karena bobotnya lebih ringan tapi kekuatannya melebihi baja. Bahan ini juga bisa dipakai untuk membuat kapal siluman alias anti radar seperti KRI Klewang pesanan TNI AL.
Dengan bahan ini, kapal dengan panjang 18 meter dan lebar 6,1 meter serta memiliki geladak untuk satu unit perahu karet ini mampu melaju hingga 35 knot. Meski mengangkut enam krue, dan 20 parjurit, X18 FSV mampu berjalan stabil, cepat dan lincah.
Tak hanya itu, Tank Boat ini juga dilengkapi dengan senjata jenis meriam 105 MM seperti yang biasa dipakai dalam medium tank. Meriam ini memiliki jarak tembak point to point, secara langsung mencapai 5 kilometer. Jika dimiringkan 20 derajat, senjata peledak tersebut mampu membidik jarak sekitar 17 kilometer.
Tak cukup di situ, X18 FSV ini juga dilengkapi Remote Kontrol 50 calibre GPMG yang mampu menjaga sasaran tembak meski di tengah guncangan gelombang air. Ada juga Aero Stabilizer yang berfungsi meredam guncangan saat meriam ditembakkan. Nah, khusus untuk persenjataan kapal ini, PT LII menyerahkan langsung ke ahlinya, yaitu PT Pindad.
“Kami akan memamerkan hasil kerja sama ini untuk pameran di Indo Defence pada November nanti. Apalagi Presiden Jokowi sudah mengajak negara-negara asing untuk datang dan menonton pameran ini karena kami memiliki produk yang sangat spesial,” tandasnya.