Beras premium dijual seharga Rp 11.200, lebih rendah dari dari harga pasar Rp 12.400.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bulan Ramadan tahun ini, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar pasar murah. Pasar murah ini menjual berbagai komoditas, mulai dari sembako, sirup, kue kaleng, hingga pakaian jadi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyuwangi Ketut Kencana menjelaskan, fasilitasi pasar murah ini dibuka hingga 8 Juni 2018 mendatang. Antara lain di Pasar Muncar dan halaman parkir kantor Disperindag, Jl. A Yani Banyuwangi.
"Di masing-masing titik, kami gelar pukul 09.00 – 15.00 WIB," terang Ketut.
Dijelaskan Ketut, fasilitasi pasar murah merupakan hasil kerja sama pemkab dengan sejumlah pasar moderen, distributor, Badan Usaha Logistik (Bulog) Banyuwangi, PT Pertanian Negara Indonesia (Pertani), Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi (Perpadi), produsen pengalengan ikan Pacific Harvest, dan Asosiasi Kerajinan Kuliner Kaos, Asesoris dan Batik (AKRAB).
Semua pihak yang terlibat tersebut, lanjut Ketut, sepakat menjual produknya dengan harga pabrik, yang dipastikan lebih murah dari harga toko/ pasar.
"Tujuannya, agar masyarakat dapat menikmati kebutuhan pokok dengan harga murah selama puasa dan lebaran," ujar Ketut.
Seperti saat pelaksanaan pasar murah di Pasar Muncar, Kamis (23/5). Harga sembako memang terpantau selisih dari harga pasar, terutama beras yang paling diburu warga. Misal salah satu ritel di tokonya menjual beras medium harga Rp 10.000 per kilogram, namun di pasar murah toko tersebut hanya menjualnya dengan harga Rp 8.500.
Beras premium dijual seharga Rp 11.200, lebih rendah dari dari harga pasar Rp 12.400. Minyak goreng Bimoli kemasan 1 Liter dijual Rp 11.000, di pasaran Rp 14.000. Begitu juga dengan produk sembako lainnya.
"Memang di sini lebih murah karena setiap distributor memberlakukan harga promo. Namun, harga promo ini tidak selalu sama di setiap titik. Tergantung promosi yang mereka berikan dan produk apa yang sedang mereka promosikan saat itu," urai Ketut.
Pasar murah di Muncar ini akan digelar hingga Jumat, 24 Mei 2018. "Terakhir, akan digelar di halaman parkir Kantor Disperindag tanggal 28 Mei hingga 8 Juni mendatang," jelas Ketut.
Warga pun menyambut antusias program pasar murah. Salah satunya Siti Aminatun, warga setempat yang terlihat memborong sembako. Dia membeli 200 liter minyak goreng, 100 kg gula pasir, dan 250 kg beras kemasan 5 kg.
"Harga sembakonya di pasar murah lebih murah daripada di toko-toko pasar. Belanja sembako banyak ini untuk zakat," ujar Siti.
Selain pasar murah, Pemkab Banyuwangi bersama bulog juga akan menggelar kios pasar (Kipas) pada 28 Mei hingga 31 Desember 2018 di sembilan pasar yang tersebar di seluruh Banyuwangi. Yaitu pasar blambangan dan pasar induk di Kecamatan Banyuwangi, pasar Rogojampi, pasar Genteng 1 dan 2, pasar Srono, pasar Muncar, dan pasar Jajag Kecamatan Gambiran.
Dalam kegiatan ini, Bulog akan memasok beras murah ke sejumlah pedagang/ kios sembako yang ada di sembilan pasar tersebut dengan harga hanya Rp 8.350 per kilogram. Dengan syarat, mereka harus menjualnya kembali ke konsumen dengan harga yang telah ditetapkan bulog sebesar Rp 9.000 per kilogram. Harga ini berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) saat ini yang sebesar Rp 9.450 per kilogram.
"Tidak hanya memberi kemudahan warga memperoleh sembako harga murah saat ramadhan dan lebaran, kegiatan ini untuk menstabilikan harga hingga jelang lebaran nanti, yang tren harganya biasanya meningkat,” katanya.