1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Manfaatkan waktu luang, ibu-ibu di Banyuwangi cuci mukena di 40 masjid

Anggota Gerakan Mukena Bersih (Genasih) yang aktif mencuci mukena, sarung dan sajadah 40 masjid dan musala di Banyuwangi.

Ibu-ibu Genasih rapikan mukena Masjid Agung Baiturrahman. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 24 Mei 2018 14:32

Merdeka.com, Banyuwangi - Bergamis hitam dan menggunakan kerudung warna hijau, 9 orang ibu rumah tangga duduk di ruang jemaah wanita Masjid Agung Baiturrahman, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (24/5).

Mereka melepaskan 40 lembar mukena masjid dari hanger, melipat dan memasukkannya ke dalam kresek besar. Ibu-ibu itu lalu memasang 40 mukena lain yang telah mereka cuci pada hanger masjid dan siap dikenakan.

Merekalah anggota Gerakan Mukena Bersih (Genasih) yang aktif mencuci mukena, sarung dan sajadah 40 masjid dan musala di Banyuwangi. Tujuannya agar jemaah nyaman beribadah dengan pakaian dan tempat yang bersih.

Kepada Merdeka Banyuwangi, Titis Ainurrahman (54) mengatakan menggagas gerakan itu karena merasakan sendiri bagaimana tidak nyamannya beribadah dengan mukena dan sajadah kotor. Tahun 2010 dia mulai rutin membersihkan mukena 2 masjid bersama beberapa temannya. Sempat vakum, setahun terakhir Genasih aktif dengan 60 ibu, di mana setiap masjid dan musala mendapatkan jadwal penanganan seminggu sekali.

Ibu-ibu Genasih terbagi dalam beberapa tim, sedangkan 1 tim biasanya menangani 3 sampai 4 masjid atau musala. Setiap tim yang telah melakukan kegiatan sesuai jadwal, foto dan laporan disampaikan di grup Whatsapp mereka.

"Saat lihat mukena masjid kumel, saya merasakan sendiri, dipakai salat gak bisa nafas, enggak bisa khusuk," kata warga Perumahan Mendut Regency Exclusive ini.

Titis menjelaskan pihaknya menyesuaikan penanganan dengan jumlah jemaah masing-masing masjid. Pasalnya sering kali pihaknya harus menyiapkan mukena pengganti saat mukena masjid atau musala itu dicuci yang memakan waktu seminggu.

Mukena, sarung dan sajadah mereka cuci sendiri atau diserahkan kepada 12 jasa laundry yang memberikan layanan gratis khusus untuk Genasih. Di masjid yang ditangani dan di tempat jasa laundry yang memberikan layanan gratis terdapat stiker Genasih yang mereka berikan.

"Misalnya untuk musala Smanta (SMAN 1 Banyuwangi), itu nyucinya di Lucky Laundry. Sedangkan musala Dulur Isun, mukenanya kita cuci di Dina Laundry," kata dia.

Bila ada mukena rusak, akan mereka perbaiki atau diganti baru sesuai kondisi stok yang disimpan Titis di rumahnya. Genasih juga siap menerima sumbangan mukena, sarung atau sajadah untuk mengganti yang rusak di musala-musala.

"Kalau ada yang tidak layak pakai akan diganti, kami ada stok mukena baru di rumah. Belum ada kantor jadi sekretariat di rumah," kata Titis.

Desy Lukman (46) salah satu anggota Genasih mengatakan mengikuti gerakan sosial itu untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan ibadah. Pengusaha batik khas Banyuwangi itu mengaku senang membayangkan senangnya jemaah saat beribadah dengan mukena yang bersih.

"Ini kegiatan sosial yang bisa dilakukan di usia saya. Kalau beribadah kepada Allah, media, tempat dan pakaian harus bersih. Ini berarti kita mendorong terkabulnya doa mereka (jemaah)," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Ramadan 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA