1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Sensasi buka puasa di pasar kuliner perkampungan suku Using Banyuwangi

"Pasar ini inisiatif dari pemerintah desa dan kolaborasi dengan para pemuda karang taruna," ujar Lilik.

perkampungan suku Using. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 22 Mei 2018 15:01

Merdeka.com, Banyuwangi - Menyambut bulan Ramadan warga suku Using di Desa Kemiren, Kecamatan, Glagah, Kabupaten Banyuwangi setiap akhir pekan menggelar lapak kuliner tradisional di sepanjang gang perkampungan rumahnya.

Pengunjung banyak yang berburu menu untuk berbuka puasa lalu dibawa pulang, sebagian memilih menikmati menu berbuka di gang perkampungan warga Using.

"Ya sekaligus saya ingin berbuka di sini, tadi ngobrol-ngobrol sama warga soal kuliner khas sini. Saya senang orangnya ramah-ramah," kata Rudi Setiawan, salah satu pengunjung asal Muncar, Minggu (20/5).

Rudi datang bersama teman-temannya sengaja ingin berburu kuliner khas Banyuwangi. Menu khas berbuka yang dijual, seperti kolak precet pisang, patola, dan makanan berat mulai dari pecel pitik, rujak soto, ayam kesrut dan sego tempong.

"Saya pesen pecel pitik, penasaran kabarnya ini kuliner khas yang selalu ada setiap tradisi ider bumi," kata dia.

Kepala Desa Kemiren, Lilik Yuliati mengatakan, pasar jajanan tradisional di Kemiren memang sengaja dibuka untuk atraksi wisata sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat.

"Pasar ini inisiatif dari pemerintah desa dan kolaborasi dengan para pemuda karang taruna," ujar Lilik.

Lapak-lapak dagangan kuliner digelar di halaman rumah masing-masing warga, sebelum masuk ke gang dalam pasar, pengunjung akan menemukan tempat penukaran uang rupiah dengan stick es krim yang diberi stempel.

"Setiap stick bernilai Rp 2.500, nanti bisa jadi alat pembayaran untuk beli kuliner, untuk jadi daya tarik saja," kata dia.

Sebelumnya, alat tukar menggunakan replika uang kepeng kuno. Harga jajanan, rata rata antara Rp 2.500, dan kelipatannya.

Safitri Ariani (30) salah satu pedagang mengatakan, dia menyiapkan 10 kilogram singkong untuk bahan pembuatan jajanan cenil dan sawut. Baru mulai buka pukul 16.00 WIB, dagangan Anik sudah habis saat adzan Magrib.

Selain di Kemiren, pasar kuliner tradisional ini juga ada di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Bedanya, pasar kuliner di Olehsari digelar setiap malam pada akhir pekan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, selain festival, wisata kuliner menjadi strategi untuk memikat wisatawan di bulan Ramadan.

"Untuk menarik wisatawan ada festival hadrah, patrol, sama kuliner. Kuliner kita yang mau naikkan. Orang datang ke sini tujuannya untuk kuliner," kata Bramuda.

Pasar kuliner tradisional yang ada di desa-desa akan serempak digelar, terutama pada sore hari dan malam hari di akhir pekan.

"Malam mingguan, pasar pagi di kemiren kita buka sore buka puasa, malam minggu ada di olehsari ada ngopi bareng, itu cara di desa-desa dihidupkan untuk orang wisata kuliner," katanya.

(ES/MUA)
  1. Ramadan 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA