Menikmati sensasi kuliner ketan bubuk kedelai khas Banyuwangi

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi, punya kuliner unik yang perlu Anda coba di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, tepatnya di pojokan lampu merah, ada kuliner ketan bubuk kedelai yang dimakan dengan tangan kosong.

Bu Rupi'ah, pedagang ketan bubuk kedelai memang sengaja tidak menyediakan sendok. Alasannya sederhana, biar budaya makan dengan cara tradisional bisa tetap terjaga. "Dari dulu memang sudah seperti ini. Makannya enggak pakai sendok," ujar Rupi'ah kepada Merdeka Banyuwangi, Senin (15/8).

Warung ketan bubuk ini, hanya menyediakan air untuk mencuci tangan yang ditaruh di dalam wadah. Bila Anda ingin mencoba, warung ini buka mulai pukul 02.00 WIB dinihari sampai 05.00 WIB. "Bukanya dari dulu jam segini. Soalnya kan jarang yang buka. Untuk menyediakan pedagang-pedagang lewat yang mau ke pasar Srono, Genteng, Rogojampi," ujarnya.

Pengunjung menikmati kuliner ketan bubuk kedelai
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Warung ketan bubuk kedelai ini, sudah jualan selama 40 tahun. "Awalnya yang jualan Ibu saya. Mulai tahun 1977, saya waktu itu maih usia tiga tahun. Jualannya sampai 32 tahun. Kemudian karena Ibu saya sudah tua, saya lanjutkan sampai sekarang sudah jalan 8 tahun ini," tuturnya.

Sekali buka, Rupi'ah bisa menghabiskan 8 hingga 10 kilogram ketan. Kuliner ini memang sangat gurih dengan taburan bubuk kedelai dan taburan parutan kelapa di atasnya.

Selain pakai tangan, ketan bubuk kedelai ini juga cocok dikonsumsi dengan tempe goreng. Rupi'ah menyediakan tempe goreng hangat di nampan besar bila Anda ingin mencobanya. "Dari dulu pakai tempe goreng sebagai pelengkap, khasnya itu," ujarnya.

Satu porsi ketan bubuk kedelai dihragai Rp 3 ribu dan Rp 5 ribu saja bila ingin menambah pesanan teh hangat. Soal rasa, kuliner ini memang sangat pas di konsumsi saat pagi hari. Rasa ketan yang kenyal, bubuk kedelai yang gurih dengan sensasi makan pakai tangan seolah bisa menghilangkan rasa kantuk.