"Karena laut adalah masa depan kita. Kita sedang kembangkan konsep sustainable ocean," kata Rizal Ramli.
Merdeka.com, Banyuwangi - Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli para nelayan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur membangun konsep 'sustainable ocean,' atau memanfaatkan sektor kelautan berkelanjutan.
Ini disampaikan Rizal Ramli saat menghadiri acara Penyerahan Kartu BPJS Ketenagakerjaan dan Kredit Usaha Rakyat kepada 1.000 nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pelabuhan Muncar, bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (9/4).
Dia mengatakan, rakyat harus didorong mencintai lautnya, seperti pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Karena laut adalah masa depan kita. Kita sedang kembangkan konsep sustainable ocean. Banyuwangi juga harus bersama-sama membangun sektor kelautan berkelanjutan ini," terang Rizal Ramli di hadapan para nelayan Muncar.
Agar gagasan itu terwujud, kata Rizal, salah satunya meningkatkan penghasilan nelayan di darat dengan membuka kampung wisata. "Tadi Pak Bupati (Anas) cerita dan tepat sekali. Nelayan kalau bagus dapat banyak, kadang-kadang tidak dapat (ikan) sama sekali. Jadi pendapatan harus dikombinasikan dengan tourisme," ungkapnya.
Sustainble ocean itu, masih kata mantan Menko Perekonomian di era Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) ini, di antaranya membuka kampung wisata nelayan yang hijau. "Green fishing village. Hal ini untuk mengatasi tak menentunya hasil laut, kita mendorong penambahan penghasilan bagi nelayan di darat, dengan tourisme," sambungnya.
Rizal juga mengaku, pihaknya akan mengembangkan kampung wisata nelayan di 25 sampai 30 tempat di Indonesia. Pelabuhan Muncar akan menjadi bagian pembangunan tersebut. "Kata Pak Bupati, di sini (Banyuwangi) mulai dibiasakan dengan event wisata, maka selanjutnya mudah untuk dikembangkan menjadi objek pariwisata," ungkapnya.
Di tempat sama, Dirjen Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Narmoko Prasmadji yang turut hadir menambahkan, kapal nelayan di Muncar sangat khas. Ornamen ukiran dan lukisan yang menghiasi perahu-perahu nelayan, memiliki nilai wisata tersendiri.
"Pelabuhan Muncar ini unik, ada ukiran dan hiasan di perahunya. Tak banyak yang seperti ini di tempat lain. Tinggal memoles sedikit saja untuk bisa dijadikan kampung wisata nelayan. Yang penting kebersihan harus dijaga," ucapnya.
Sedangkan Bupati Anas menyebutkan, seperti rencana pembangunan Pelabuhan Marina di Pantai Boom misalnya. Nelayan tradisonal tetap dipertahankan. "Yang kali pertama saya tanyakan, di mana nelayan-nelayan tradisional akan ditempatkan? Bagi kami, mereka menjadi bagian penting pembangunan di Banyuwangi," terang Anas.
Anas juga mengaku optimis, Pelabuhan Muncar akan menjadi jujugan para wisatawan. Sebab, jumlah nelayan serta produksi ikan yang melimpah, menjadi daya tarik tersendiri. "Pasar ikan di Banyuwangi akan ramai. Sejumlah event, juga sudah mulai mengambil lokasi Pelabuhan Muncar, seperti Pagelaran Busana Muslim di tepi pantai."
"Tahun ini kami tambahkan Festival Pasar Ikan pada 15 Oktober, dan Petik Laut Muncar sehari sesudahnya. Ini kami lakukan untuk membiasakan masyarakat Muncar menerima kunjungan wisatawan. Harapannya agar nelayan bisa mengubah pola hidupnya lebih peduli pada lingkungan," tandasnya.
Sekadar informasi, jumlah nelayan di Banyuwangi ada sekitar 25 ribu orang. Produksi ikan terus meningkat. Tahun 2011, hasil tangkapan beragam jenis ikan, mencapi 57,5 ribu ton. Tahun 2012 turun 56,4 ribu ton, naik lagi 73 ribu ton di 2013, dan terus meningkat di 2014 menjadi 84,7 ribu ton. Pada Tahun 2015, naik menjadi 85 ribu ton.