1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Minimalisir pernikahan dini BKKBPN resmikan kampung KB di Banyuwangi

Kampung KB ini merupakan upaya agar masyarakat produktif di Indonesia bisa lebih berkualitas.

Peresmian Kampung KB Desa Sumberbaru. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 17 April 2017 13:37

Merdeka.com, Banyuwangi - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty meresmikan Kampung KB di di Dusun Paeloan, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Melalui Kampung KB diharapkan bisa menjadi pelopor di tingkat desa untuk turut mengajak masyarakat tidak melakukan pernikahan di usia dini, tidak melakukan seks pra nikah dan tidak mengonsumsi narkoba.

"Jadi ini merupakan upaya pemerintah melakukan pembangunan karakter bangsa yang berkualitas," jelas Surya usai meresmikan Kampung KB, Senin (17/4).

Surya mengatakan angka perempuan yang melahirkan di Indonesia pada rentang usia 15 tahun sampai 19 tahun masih mencapai 48 persen. Sementara jumlah angkatan muda di Indonesia saat ini mencapai 25 persen dari total penduduk.

"Jadi minimal usia 22 tahun memiliki anak. Kalau usia 19 tahun belum bisa dibebani kelahiran. Dampaknya bisa meninggal, kualitas anak kurang dan mudah kena penyakit," katanya.

Kampung KB ini merupakan upaya agar masyarakat produktif di Indonesia bisa berkualitas, memingat prediksi bonus demografi pada tahun 2020-2045 yang memperkirakan 54-60 persen mendominasi usia kerja. "Bisa menjadi anugerah dan musibah. Anugrah kalau manusianya berkualitas. Bila tidak akan menjadi bencana," kata Surya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar yang mendampingi peresmian Kampung KB mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah daerah untuk mendukung program pemerintah pusat. Apalagi di Banyuwangi kata Anas sudah memiliki UGD tingkat desa yang seiap melayani laporan kesehatan dan pendidikan.

"Seperti di sini, di tingkat desa sudah ada UGD kemiskininan reaksi cepat yang menerima komplain kesehatan dan pendidikan sudah bisa diatasi di tingkat desa," ujar Anas.

Di sisi lain, Anas juga meminta agar para perangkat desa mengajak ibu PKK untuk aktif mengoptimalkan Kampung KB. Sehingga perlu dialokasikan anggaran untuk mengatasi persoalan KB. "Momentum Hari Kartini, saya minta strinya diajak aktif di PKK dan anggarkan untuk kegiatannya," kata dia.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB, Mohammad Pua Jiwa menambahkan angka pengguaan KB sempat menurun pasca reformasi. Namun saat ini sudah kembali meningkat kesadaran menggunakan KB sudah 71 persen dari pasangan sah usia subur. Angka tersebut sudah termasuk di atas rata-rata. "Yang masih rendah seperti di kawasan pesisir. Tapi angka tersebut sudah di atas rata-rata tingkat kesadarannya," ujar Pua.

Dari situ selain terus melakukan sosialisasi program KB, melalui program Kampung KB ini bisa lebih menguatkan kesadaran tersebut. "Target tahun ini ada 24 desa yang menjadi Kampung KB. Satu kecamatan satu desa," kata dia.

Tidak hanya melayani persoalan KB, program Kampung KB ini juga bakal melayani kesehatan dan pendirian koperasi. Anggotanya meliputi Kelompok Kerja lintas sektoral seperti Posyandu, PKK dan Puskesmas setempat

(FF/MUA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA