"Nama besar Sahid ini akan membawa wajah baru bagi Banyuwangi dan warga Kemiren khususnya," kata Menpar.
Merdeka.com, Banyuwangi - Seiring dengan perkembangan pariwisata Banyuwangi yang terus meningkat, investasi di bidang ini juga terus merangkak. Yang terbaru, jaringan hotel nasional - Sahid Hotels and Resorts mengembangkan sayap usahanya di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. Diresmikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sabtu (11/10) hotel ini akan melengkapi amenitas Banyuwangi.
Setelah Hotel Santika, Java Banana, dan El Royale Hotel, kini hadir Sahid Osing Kemiren yang berada di Desa Kemiren, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Bangunan hotel tersebut merupakan milik Pemkab yang dibangun menggunakan dana APBD. Pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga dengan tujuan untuk sumber pemasukan daerah agar lebih profesional dan akuntabel.
"Nama besar Sahid ini akan membawa wajah baru bagi Banyuwangi dan warga Kemiren khususnya. Sahid pasti akan membawa konsumennya kemari," kata Menpar, saat meresmikan Resort Sahid Osing Kemiren, Sabtu(11/11).
Menurut Arief, adanya Sahid di Kemiren ini hendaknya semua elemen masyarakat di Desa Kemiren bisa memanfaatkan ini. Saat ini dengan banyaknya homestay di Kemiren, Menpar mendorong agar masyarakat belajar mengelola homestay mereka secara professional.
"Sahid bisa mengajarkan kepada masyarakat dengan best practise. Terkait pengelolaan dan pengembangan homestay masyarakat, saya minta hendaknya dikelola dengan manajemen korporasi. Untuk bertahan dalam persaingan, homestay harus tergabung dalam business network melalui sharing economy tersebut yang ditunjang dengan pemanfaatan teknologi," ujar Arief.
Sahid Osing Resort Kemiren Banyuwangi menempati lahan seluas 7.600 meter persegi, dengan fasilitas 16 villa dan 10 kamar. Hotel ini berada di tengah Desa Adat Kemiren, sehingga pengunjung bisa melihat dari dekat kehidupan warga Osing, suku asli Banyuwangi. Kemiren adalah desa yang asri, yang masih mempertahankan tradisinya dengan kuat. Hamparan sawah nan hijau dan kelayaan kulinernya akan melengkapi kenyamanan wisatawan di sana.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan di era digital saat ini penerapan sharing economy, yakni pemanfaatan penggunaan kapasitas berlebih secara bersama-sama sudah jamak dilakukan. Kerja sama pemkab dan Sahid ini adalah contohnya. "Meski milik pemda, tidak serta merta pemda ahli mengelola hotel. Itu sebabnya, perlu kerja sama dengan perusahaan yang ahli," kata Anas.
Anas menambahkan pihaknya sengaja menyerahkan pengelolaan hotel ini kepada pihak ketiga agar bisa mendapatkan manfaat yang optimal dari bangunan tersebut.
"APBD kami terbatas, kalau pemda yang tangani semua cukup berat, investasi yang diperlukan untuk melengkapi hotel cukup banyak dan ini di cover oleh pengelola saat ini. Sebelumnya cara ini juga sudah kami terapkan pada pengelolaan Hotel Wisma Blambangan. Hasilnya sangat baik dan bisa terukur. Begitu juga yang kami harapkan di hotel ini," ujar Anas.
Ditambahkan dia, hotel ini akan melengkapi varian hunian yang ada di sekitar Kemiren. Tentunya ini akan melayani segmen wisatawan yang berbeda dengan homestay milik warga.
"Ini memberikan pilihan alternatif bagi wisatawan. Namun yang pasti, ini akan membawa dampak positif bagi Banyuwangi, khususnya bagi warga Kemiren. Akan ada banyak melibatkan warga, yang ujungnya akan menambah kesejahteraan warga di sana," katanya.