1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pemuda Banyuwangi kecam aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya

Para pemuda IPNU juga mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk turut serta mewujudkan perdamaian di Myanmar.

Pemuda IPNU IPPNU Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 23 November 2016 14:14

Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan anak muda Banyuwangi yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU) Banyuwangi, melakukan doa bersama sebagai bentuk keprihatinan yang menimpa etnis muslim Rohingya di Myanmar. Aksi para pemuda IPNU IPPNU dilakukan untuk mengecam bentuk kekerasan yang dialami warga etnis Rohingya. Sekaligus menuntut kedamaian.

"Acara ini sebagai wujud keprihatinan dan solidaritas kita kepada saudara-saudara kita di Rohingya yang mengalami penindasan," Ketua IPNU Banyuwangi Yahya Muzakki, usai doa bersama di Gedung PGNU Banyuwangi, Selasa malam (22/11).

Selain berdoa, bentuk pernyataan sikap bersama yang disuarakan pemuda IPNU yakni mengecam bentuk kekerasan yang dialami etnis Rohingya. "Pertama, kami mengutuk setiap tindak kekerasan yang mencederai rasa kemanusiaan atas nama apapun. Terlebih yang melegitimasinya dengan ajaran keagamaan," ujar Yahya.

Para pemuda IPNU juga mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk turut serta mewujudkan perdamaian di Myanmar. "Kami mengapresiasi respon cepat Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri untuk melakukan klarifikasi dan langkah-langkah diplomatik lainnya. Namun kami mendesak Presiden Jokowi untuk lebih intens lagi dalam melakukan penekanan pada Myanmar. Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asean harus menunjukkan kekuatan diplomatiknya pada negara lain sekawasannya," kata Yahya.

Pemuda IPNU IPPNU Banyuwangi kampanyekan #SAVEROHINGYA di media sosial
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab

Di sisi lain, Yahya juga mengimbau agar masyarakat Indonesia, meninjau lebih mendalam lagi terkait kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar agar tidak bertindak gegabah. Sebab konflik Rohingya merupakan konflik sosial yang merambat ke isu keagamaan. "Oleh karena itu kami berharap masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi dengan ajakan-ajakan jihad yang justru akan semakin memperunyam keadaan. Apalagi sampai muncul di kalangan umat muslim Indonesia budhaphobia karena yang melakukan kekerasan kebetulan beragama Budha," ujarnya.

Sebagai bentuk aksi solidaritas, IPNU IPPNU Banyuwangi akan melakukan penggalangan dana. Hanya saja masih terkendala sulitnya mencari lembaga donatur yang bersedia menyalurkannya.

"Katanya banyak bantuan yang ditujukan kepada mereka (Rohingya) yang tidak sampai. Bantuan itu terhenti di lembaga-lembaga penggalangan dana. Kami takut tidak amanah," kata dia.

Upaya yang terdekat untuk menggalang kesadaran solidaritas untuk perdamaian, mereka melakukan kampanye #SAVEROHINGYA di media sosial. "Fungsi media sosial yang saat ini begitu luar biasa dalam memberikan daya tekan. Kami harapkan gerakan #SAVEROHINGYA bisa terekskalasi secara luas dan menarik perhatian internasional untuk ikut terlibat dalam penyelesaiannya," ujar Yahya.

(FF/MUA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA