1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ratusan tokoh dari kiai sampai ormas deklarasi Indonesia damai

”Saat ini kita sedang menghadapi banyak tantangan, terutama tantangan perekonomian," kata Anas.

©2016 Merdeka.com Reporter : Suci Rachmaningtyas | Rabu, 23 November 2016 15:18

Merdeka.com, Banyuwangi - Berbagai elemen di Kabupaten Banyuwangi berkumpul untuk menguatkan komitmen sekaligus menyerukan pentingnya suasana damai di Tanah Air. Pertemuan dengan tajuk Rapat Koordinasi Sinergitas 3 Pilar digelar di kampus Politeknik Negeri Banyuwangi, Rabu (23/11).

Sinergi Tiga Pilar ini dihadiri tak kurang dari 800 tokoh yang terdiri dari Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), tokoh agama, dan tokoh masyarakat termasuk di dalamnya ada organisasi nonpemerintah, kelompok pemuda, dan kelompok perempuan. Seluruh kepala desa dan aparatur turut hadir membahas perkembangan masalah yang ada di masyarakat.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sinergi lintas elemen diperlukan untuk membangun daerah dan bangsa. ”Saat ini kita sedang menghadapi banyak tantangan, terutama tantangan perekonomian. Kalau tidak kompak, bisa repot. Tentu kesolidan semua elemen ini harus dibarengi dengan kerja-kerja yang inovatif,” ujarnya.

Anas mengatakan, di tengah tantangan itulah, semua elemen diharapkan dapat menyatukan langkah. Dia berharap masyarakat tidak terpecah-belah menghadapi situasi politik belakangan ini. Masyarakat juga diharapkan tidak terprovokasi dan saling menghina seperti beberapa kasus di media sosial.

"Isu-isu kedamaian, kekompakan, dan kebhinekaan sangat relevan untuk kita jaga bersama. Berbeda pilihan dan pendapat boleh, tapi harus tetap berada pada koridor hukum. Kabar-kabar hoax dan kurang bermanfaat seperti ajakan untuk rush money atau mengambil uang simpanan di bank secara masal hendaknya tidak diindahkan karena berbahaya bagi ekonomi kita,” papar Anas.

Dia menambahkan, pertemuan antara pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan seperti yang digelar hari ini rutin diselenggarakan setiap tiga bulan sekali. Pertemuan resmi digelar setiap tiga bulan sekali. Namun secara informal, sinergi dilakukan setiap saat. Jalinan erat itu bisa meminimalisir masalah karena berbagai problem langsung dibicarakan dan dicari solusinya secara bersama-sama.

"Ini bukan sekadar pertemuan biasa dan basa-basi. Sinergi ini juga membahas masalah yang ada di masyarakat sekaligus menemukan solusinya. Program-program seperti gerakan pengentasan anak putus sekolah, beasiswa Banyuwangi Cerdas, dan Banyuwangi Mengajar yang mengirim sarjana ke desa-desa lahir dari forum seperti ini,” ujar Anas.

Dalam pertemuan tersebut, semua elemen masyarakat yang datang juga mendeklarasikan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan NKRI. Ada lima poin yang menjadi perhatian dalam deklarasi tersebut. Mulai dari kesetian pada Pancasila dan UUD 1945, mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan golongan, siap sedia menghadapi berbagai ancaman dan tantangan, memelihara kebersamaan antar agama dan etnis, serta berperan aktif mewujudkan kekompakkan dan soliditas antar elemen masyarakat.

Deklarasi yang dibacakan ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Muhammad Yamin tersebut diikuti oleh seluruh lintas elemen. Selain tiga pilar, juga diikuti oleh perwakilan etnik, perwakilan partai politik, organisasi kemasyarakatan, perwakilan akademisi dan para pemuka agama.

(MH/SR)
  1. Kebangsaan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA