"Kita selesaikan, tapi kalau kita bangun di musim hujan tidak akan tahan lama. Biar musim hujan habis sekalian," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berencana memulihkan infrastruktur yang rusak akibat curah hujan tinggi di Banyuwangi selatan setelah musim hujan berlalu. Pasalnya bila tetap dibangun di musim hujan, jembatan dan jalan aspal tidak akan tahan lama.
BMKG Banyuwangi memperkirakan puncak musim hujan di Banyuwangi beradadi bulan Januari dan Februari.
Curah hujan deras di Banyuwangi sendiri telah mengakibatkan banjir di 4 desa di Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi meski surut dalam sehari. Akibatnya Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang (PUCKPR) mencatatkan 4 jembatan dan beberapa titik jalan aspal rusak, dan butuh perbaikan atau pembangunan ulang.
"Kita selesaikan, tapi kalau kita bangun di musim hujan tidak akan tahan lama. Biar musim hujan habis sekalian," kata Anas, Selasa (16/1).
Selain itu pembangunan infrastruktur dinilainya tak bisa dilakukan langsung, melainkan ada pembenahan di bagian lain. Misalnya pembangunan jalan yang harus memperhatikan kondisi drainase di kanan-kirinya.
"Yang saya lihat tadi hampir semua jalan yang rusak, di kanan kirinya ada drainase yang mengembung. Na makanya sambil nunggu itu sementara kita beresin yang darurat-darurat dulu," kata Anas lagi.
Sementara itu Kepala Dinas PUCKPR Banyuwangi Mujiono mengatakan, kerugian akibat curah hujan tinggi di banyak lokasi di Banyuwangi sekitar Rp 2 miliar. Kerusakan diakibatkan pohon tumbang karena hujan dan angin, serta jalan dan jembatan rusak di beberapa titik di luar Kecamatan Pesanggaran.
"Dengan kondisi seperti ini berdasarkan informasi dari masyarakat 15 tahunan sekali terjadi banjir. Kondisi yang terbesar ya tahun ini," kata Mujiono.
Tidak hanya cuaca, sampah yang mengendap, pipa yang melintang di saluran drainase, dan kondisi geografis daratan miring di pegunungan membuat air mengalir ke jalan dan merusak aspal. Untuk melakukan perbaikan dan pembangunan ulang, Mujiono mengatakan pihaknya memerlukan waktu 3 bulan.
"Harus menghitung survey dulu berapa panjang, lebar dan tingginya jembatan. Akan kita hitung dari aliran sungai. Umur beton kan minimal 1 tahun, apalagi harus ada pembangunan pondasi," kata Mujiono.
Banjir terjadi karena hujan deras, membuat air Sungai Gonggo di Desa Ringin Agung, Kecamatan Pesanggaran dan Sungai Kalibaru meluap hingga meluas ke area terdekat. Genangan surut habis kurang dari 24 jam.