1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kisah inspiratif anak pekerja serabutan sukses dari Beasiswa Banyuwangi Cerdas

"Alhamdulillah setelah melakukan pengabdian di Beasiswa Banyuwangi Cerdas saya dapat beasiswa lanjutan S2," ujar Hendra.

Pelajar penerima Beasiswa Banyuwangi Cerdas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Selasa, 16 Januari 2018 14:32

Merdeka.com, Banyuwangi - Program Banyuwangi Cerdas (PBC) yang digulirkan Pemkab Banyuwangi sejak 2014, menyimpan banyak kisah menarik dari para mahasiswa penerima.

Salah satunya, Hendra Andiananta Pradana, seorang anak pekerja serabutan buruh tani yang lulus dengan pujian dan mendapatkan penghargaan Best Overal Graduate dari kampusnya kuliah, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

Mahasiswa angkatan 2012 ini mendapatkan penghargaan karena sanggup lulus cepat dengan waktu studi 3 tahun 7 bulan. Tidak hanya itu, dia juga mendapatkan beasiswa lanjutan S2, Pascasarjana Fresh Graduate dari Universitas Jember.

"Saya sangat bersyukur bisa melanjutkan jenjang sarjana, meskipun saya seorang anak buruh tani. Alhamdulillah setelah melakukan pengabdian di Beasiswa Banyuwangi Cerdas saya dapat beasiswa lanjutan S2," ujar Hendra melalui keterangan tertulis melalui Dinas Pendidikan Banyuwangi, pekan lalu.

Kisah lain disampaikan Mohamad Maulidin, Mahasiswa IAIN Jember, 2011 penerima beasiswa Banyuwangi Cerdas. Maulidin berasal dari keluarga kurang mampu, bekerja sebagai loper koran dengan penghasilan kasar rata-rata Rp 20.000 per hari.

"Ayah Ibu saya bercerai sejak usia 2 tahun. Saya diasuh oleh nenek dan kakek, hanya bekerja sebagai loper koran dengan penghasilan Rp 20 ribu, itu kalau ramai," ujarnya.

"Kemudian saya dengar ada beasiswa Banyuwangi Cerdas, program ini telah membantu saya bisa mendapat gelar akademik sarjana," ujarnya.

Saat ini, Maulidin telah melanjutkan S2 di IAIN Jember semester empat, setelah lulus sarjana dua tahun silam.

Dalam program Banyuwangi Cerdas, Pemkab Banyuwangi juga mewajibkan para penerima agar mengabdikan diri untuk mengajar di sekolah pelosok yang ada di Banyuwangi selama satu tahun.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, setiap tahun ada sarjana yang ditempatkan di 50 sekolah pelosok di Banyuwangi.

"Jadi bantuan pendidikan bukan hanya berupa material, namun juga dalam bentuk bantuan sumber daya manusia," ujar Anas, saat meninjau guru Banyuwangi mengajar di Desa Kahyangan, Kecamatan Licin, Minggu, (14/1).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono menambahkan, para pengajar program Banyuwangi Mengajar sudah digaji Rp 2 juta per bulan. Mereka tinggal bersama warga sekitar dan mengabdi mengajar selama satu tahun.

"Jadi Anak-anak yang pinter tapi tidak mampu, kami jaring untuk dikuliahkan, setelah lulus kami wajibkan untuk mengabdi," kata Sulihtiyono.

Program Banyuwangi Cerdas, tahun ini dianggarkan hingga Rp 7 Miliar, dengan rincian jenis beasiswa untuk anak tidak mampu, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak yang hafal Alquran.

"Totalnya kami anggarkan ada Rp 7 miliar. Jadi setiap tahun para sarjana tersebar di 50 titik sekolahan, masing-masing sekolah ada yang dua dan tiga pengajar. Jadi kami membangun pendidikan bukan hanya sumbangan uang, namun juga SDM untuk memotivasi," ujarnya.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
  2. Pendidikan
  3. Beasiswa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA