“Woh saya kaget. Saya kok dikira wisatawan,” kata Anas sambil terkekeh.
Merdeka.com, Banyuwangi - Di balik kerja kerasnya mengembangkan pariwisata Banyuwangi, Bupati Abdullah Azwar Anas memiliki pengalaman lucu saat dirinya disangka wisatawan di daerahnya sendiri.
Kepada Merdeka Banyuwangi, Anas bercerita awalnya dia membangun obrolan dengan salah satu wisatawan dari Jakarta di pesawat, beberapa saat sebelum landing di Bandara Banyuwangi. Sebagai Kepala Daerah Banyuwangi, Anas ingin mengetahui pengalaman orang luar kota tentang daerah yang dipimpinnya selama hampir 2 periode ini.
Tak disangka, Anas malah dikira wisatawan juga yang akan berlibur ke Banyuwangi. Dia mendapat pertanyaan akan berlibur berapa hari di Banyuwangi dan destinasi wisata mana saja yang akan didatangi. Pasalnya selain Puncak Ijen, banyak tujuan wisata di Banyuwangi, seperti Hutan Pinus Songgon dan banyak pantai dengan beragam daya tariknya.
“Woh saya kaget. Saya kok dikira wisatawan,” kata Anas sambil terkekeh, di Banyuwangi, Senin (22/1).
Anas menjelaskan, itu berarti bahwa orang luar kota yang belum mengenal dirinya dan Banyuwangi, sudah tertarik berwisata ke Banyuwangi. Wisatawan itu, kata Anas, hanya tinggal sehari saja di Banyuwangi, menginap di El-Royale Hotel dan memang datang untuk berkeliling Banyuwangi.
Hal itu menurut Anas, harus menjadi motivasi para pegawai Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk terus memunculkan inovasi. Setiap pimpinan instansi harus memberikan contoh berpikir kreatif dan solutif dalam menunaikan tanggung jawab.
“Setiap orang mampu pengaruhi orang lain, para pemimpin juga harus mampu memotivasi bawahannya untuk menghidupkan inovasi,” kata Anas.
Hal itulah yang ditekankannya dalam berbagai pertemuan dengan berbagai perangkat kerja Kabupaten Banyuwangi. Media sosial, menjadi salah satu jalan untuk berkampanye dan menularkan semangat serta inspirasi kepada orang lain.
Anas berharap, sambil terus berinovasi, kinerja pelayanan publik dan kelola anggaran juga tetap dipertahankan. Dia berpesan jangan sampai perkembangan pariwisata meluas, namun pelayanan masyarakat menjadi kurang fokus.
Telah 5 kali berturut Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemkab Banyuwangi mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Banyuwangi juga mendapatkan penghargaan Dana Rakca karena dianggap berkinerja terbaik dalam pengelolaan keuangan dan pelayanan publik.
Untuk itu pula, di tengah upaya memajukan pariwisata, pihaknya membuka mal pelayanan publik. Lebih dari 100 layanan langsung ke masyarakat bisa didapat disana, dari dokumen kependudukan hingga perizinan usaha.