Harapannya dengan tumbuhnya varietas padi organik bisa meningkatkan produktivitas beras organik asal Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tren beras organik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini karena makin banyaknya masyarakat yang mengubah pola menjadi gaya hidup sehat.
"Permintaan beras organik ini sangat besar di pasara. Maka kita dorong petani kita untuk mengembangkan varietas unggulan beras organik. Salah satunya padi unggul varietas M400," ujar Anas saat menggelar panen raya di Kalibaru Wetan, Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (10/4).
Bibit padi varietas M400 yang dikembangkan Kelompok Tani Ketangi Santoso Kalibaru memiliki keunggulan yaitu dalam satu batang padi dapat menghasilkan 400 bulir beras. Biaya produksi beras organik ini punbdiklaim lebih murah yaitu Rp 5,5 juta per hektare dibandingkan harga produksi padi hibrid yang mencapai Rp 8 juta per hektare.
Menurut Ketua Kelompok Tani Ketangi Santoso, Mawardi bersama anggotanya telah mengembangkan bibit ini sejak 1,5 tahun yang lalu. Pada awalnya ia hanya menggunakan bibit galur. "Setelah kami kembangkan selama 1,5 tahun akhirnya M400 ini sudah bisa di panen," ujarnya.
Mawardi mengatakan panen perdana ini menurutnya sudah lebih dari cukup yakni menghasilkan 7,7 ton beras dari satu hektare lahan tanah. Saat ini ada 20 hektare luas sawah yang ditanami bibit varietas M400.
Harapannya dengan tumbuhnya varietas padi organik bisa meningkatkan produktivitas beras organik asal Banyuwangi.
Selain Kelompok Tani Ketangi Santoso ada juga kelompok tani yang mengembangkan beras organik adalah Kelompok Tani Mendo Sampurno. Ketua kelompok tani tersebut, Samanhudi mengatakan, permintaan beras organik Banyuwangi sangat tinggi.
”Yang rutin tiap bulan di antaranya dari Bali 8 ton per bulan dan Surabaya 5 ton per bulan. Beras kami pun diekspor ke Amerika Serikat hingga 4 ton per bulan. Saat ini sedang disiapkan ekspor ke sejumlah negara, yaitu China, Qatar, dan Belanda, dengan total 100 ton,” ujar Samanhudi.