1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Saelan, pedagang bakso di Banyuwangi sejak 1966 yang melegenda

"Saya sering kalau tidak berani lewat, pasti mencari teman untuk diantar. Maklum, saat itu masih era krisis," kata Saelan mengenang.

Saelan penjual bakso yang melegenda di Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 29 November 2016 16:55

Merdeka.com, Banyuwangi - Bisa jadi, Saelan merupakan generasi pedagang bakso pertama di Banyuwangi. Sejak 1966, Saelan sudah jualan bakso. Dan profesi tersebut masih dia jalani sampai sekarang.

Saelan bercerita, saat memasuki masa transisi dari Presiden Soekarno ke Presiden Soharto pada 1966 kondisi di Banyuwangi masih sepi. Jalan-jalan Kota Banyuwangi masih minim penerangan dan rawan terhadap aksi kejahatan.

"Saya sering kalau tidak berani lewat, pasti mencari teman untuk diantar. Maklum, saat itu masih era krisis," kata Saelan mengenang, sambil melayani pelanggannya di depan Kantor Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B, Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Awal mula jualan bakso, Saelan masih dengan cara dipikul. Dia bercerita bagaimana kondisi Banyuwangi saat itu. Selain masih rawan, kota Banyuwangi saat itu masih sepi. "Cagak (tiang) listrik masih pakai kayu. Banyuwangi masih sepi, banyak cerita mistis," ujarnya.

Saat era krisis sudah berakhir, pada 1973 Saelan sudah tidak lagi menggunakan alat panggul. Dia beralih menggunakan gerobak dorong untuk berdagang bakso. "Dulu yang jualan bakso di Banyuwangi jarang. Cuma satu dua, itu pun dipikul," kata pria kelahiran 1947 ini.

Sejak 1979, Saelan tidak lagi jualan keliling. Dia mendapat kepercayaan untuk berdagang di depan Lapas Banyuwangi, dan berlangsung hingga saat ini.

Selama berdagang di depan Lapas, Saelan bisa akrab dengan pejabat-pejabat Banyuwangi yang pernah dipenjara akibat terjerat kasus pidana.

"Seperti Pak Samsul (Bupati Banyuwangi periode 2000-2005), banyak pejabat yang pernah dipenjara, saya dekat. Dulu saya bisa masuk karena akrab dengan petugas Lapas," tuturnya.

Bisa meluluskan anaknya sampai sarjana

Pelanggan Saelan mungkin sudah tidak terhitung lagi. Banyak dari pelanggannya dulu masih remaja, dan beranjak sukses tiba-tiba memberinya uang atau hadiah. Sebagian besar, kata Saelan, heran bercampur senang karena dia masih saja berjualan bakso.

Pria yang konsisten dengan dagangan baksonya ini mampu mengantarkan dua dari tiga anaknya sampai sarjana. Satu lulus dari Akademi Keperawatan (Akper) Jember dan satunya lagi lulusan Universitas Jember.

"Lulusan Akper, kedua dari Unej jurusan kesehatan. Sekarang kerja di PMI. Terus yang bungsu enggak mau kuliah, cuma sampai STM. Alhamdulillah semua saya yang membiayai dari jualan bakso," katanya.

Saelan tidak terlalu ingat, kapan kedua anaknya tersebut menyelesaikan studinya. Tapi yang jelas, saat masih anaknya kuliah, dalam sehari dia bisa memasak sampai 30 kilogram bakso.

"Masak bisa sampai 30 kilo, mulai tahun 83 sampai anak-anak lulus semua. Sekarang masaknya tinggal dua kilo saja per hari. Pokok cukup buat makan," tuturnya.

Saat itu, Saelan juga sempat membuat dua cabang dagangan bakso miliknya yang dikelola oleh generasi muda. "Ada cabang bakso remaja ada dua. Itu anak muda semua yang kerja. Setelah itu enggak buka cabang lagi. Sekarang mereka sudah jadi PNS," ujarnya.

Saelan menuturkan, pedagang Bakso mulai bertambah banyak ketika terdapat mesin penggilingan daging sekitar tahun 80-an. Sebelumnya, dia masih menggunakan besi yang dipukulkan ke daging hingga halus.

"Mulai banyak selepan daging mulai sepi. Dulu masih belum ada, satu bulan sudah bisa beli satu ekor sapi. Sebelum ada selepan, daginge dipukuli sama besi. Sampai halus," ujarnya.

Saelan melanjutkan, sekarang Banyuwangi sudah jauh lebih ramai. Banyak tempat-tempat sepi dan menyeramkan diubah menjadi lebih ramai.

"Kalau dulu masih sepi, kalau sekarang era Pak Anas banyak RTH. Taman makam pahlawan saja juga di perbaiki jadi RTH, seperti depan Pemda," katanya.

Saat ini, Saelan tetap berdagang bakso untuk sekadar mencukupi kebutuhan sehari-hari. "Daripada diam enggak ada kerjaan di rumah. Mending begini sambil hiburan," ucapnya.

(MT/MUA)
  1. Info Kota
  2. profil
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA