JK merasa terkesan dan senang selama perjalanan keliling ke beberapa tempat di Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menikmati kopi di Sanggar Genjah Arum yang terletak di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi saat berkunjung ke daerah tersebut. Terasa nyaman di sana, JK sampai menghabiskan dua gelas kopi.
"Sebenarnya saya sudah lama tidak minum kopi. Tapi di sini saya habis dua gelas kopi, gak terasa," ujar JK di tengah acara ngopi di Sanggar Genjah Arum, Kamis (15/12).
Saat ngopi bersama, JK merasa terkesan dan senang selama perjalanan keliling ke beberapa tempat di Banyuwangi. Terutama dengan sambutan masyarakat Banyuwangi yang meriah.
"Sepanjang jalan tadi, saya lihat warganya semua tersenyum, terlihat bahagia. Di sini orangnya-orangnya murah senyum," katanya.
Sepanjang perjalanan rombongan Jusuf Kalla mulai dari Bandara Blimbingsari, Pendopo, Kantor Pemda sampai yang terakhir ngopi ke Desa Kemiren. Mulai Anak-anak sampai dewasa terlihat menyambut di beberapa titik sepanjang pinggir jalan. Ada yang membawa bendera dan melambaikan tangan.
Sesampai di Desa Kemiren, Jusuf Kalla bersedia mengenakan pakaian udeng adat Banyuwangi. Dia lantas disuguhi jajanan tradisional mulai pisang goreng, apem dan kopi khas Using.
Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla juga menikmati sensasi menyangrai kopi dengan cara tradisional. Menggunakan api tungku dan wajan tanah liat. Semua dilakukan dengan santai sambil berbincang dengan beberapa menteri, Gubernur Jatim Soekarwo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan para tokoh masyarakat Using.
"Mari kita minum Kopi Osing, dan kopi rakyat. Di Indonesia, banyak kopi-kopi rakyat yang rasanya nikmat dan lebih murah," ujar JK.
Suasana nyaman dan tradisional tersebut dikuatkan dengan arsitektur Sanggar Genjah Arum yang masih menggunakan rumah adat Using. Termasuk semua perabotan dan peralatan pertanian tradisional mayarakat Using juga menguatkan nostalgia Banyuwangi tempo dulu.
Pemilik sanggar Genjah Arum, Iwan Subekti menyajikan berbagai jenis kopi dan diolah dengan beragam cara. Pemerhati kopi ini, menjelaskan di Banyuwangi memiliki produksi kopi mencapai 9000 ton/tahun. "Kopi yang diproduksi terdiri dari 90 persen jenis robusta dan 10 persen jenis arabica," jelasnya.
Sebagai salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia, Banyuwangi memiliki even tahunan tentang kopi yakni festival ngopi sepuluh ewu, serta festival petik Kopi Gombengsari dan Festival Kopi Lerek yang digarap oleh komunitas pecinta kopi.