"Tidak banyak daerah yang memiliki sekolah pilot. Apalagi sampai tiga seperti di Banyuwangi ini," kata JK.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tepat pukul 11.50 WIB, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pesawat kepresidenan mendarat ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Kedatangannya langsung disambut untuk diajak keliling melihat sekolah pilot dan Bandara Blimbingsari yang baru dengan konsep green building.
Dari tiga sekolah pilot yang ada di Banyuwangi, Jusuf Kalla diajak melihat Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (LP3B) yang lokasinya ada di area Bandara Blimbingsari. Sedangkan dua sekolah pilot lain di Banyuwangi, ada Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) dan Banyuwangi International Flight Academy (BIFA).
Dalam kunjungannya tersebut, wakil presiden yang akrab disapa JK ini mengaku bangga dengan pertumbuhan pendidikan pilot di Banyuwangi. JK menilai, dengan tiga sekolah pilot yang ada, bisa secara mandiri menyuplai kebutuhan SDM di Bandara Blimbingsari sendiri. Apalagi dengan kondisi bandara di Banyuwangi yang masih butuh pengembangan, pendirian sekolah pilot sejak dini menjadi sangat penting.
"Tidak banyak daerah yang memiliki sekolah pilot. Apalagi sampai tiga seperti di Banyuwangi ini. Sumber daya pilot ini lahir dari daerah-daerah, seperti di Banyuwangi ini. Karena bandara kalau sudah ramai akan sulit untuk sekolah penerbangan," ujar JK sambil melihat sekolah pilot, Kamis (15/12).
Usai meninjau sekolah penerbangan, JK kemudian diajak untuk melihat pembangunan terminal Bandara Blimbingsari yang baru. Sambil ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas beserta rombongan. "Bandara ini tidak pakai AC. Jadi menggunakan pendingin kisi-kisi dari kayu ulin. Dan ini kayu bekas," kata Anas kepada JK.
Saat diajak masuk ke dalam terminal Bandara Blimbingsari yang baru, JK juga dikenalkan tentang apa saja konsep bangunan ramah lingkungan dan kearifan lokal yang ada di sana. "Di sini ada air seperti kolam, fungsinya juga untuk mendinginkan ruangan," ujar salah satu pengarah dari Dinas PU Cipta Karya, Banyuwangi.
Di samping ruang tunggu VIP, JK bersama rombongan bisa langsung merasakan bagaimana arsitektur bandara dari Andra Martin ini, bisa tetap sejuk meski tanpa AC. Kawasan bandara yang bersebelahan dengan areal persawahan dan dekat dengan pantai, membuat angin terus berhembus kencang.
Meski tidak sempat diajak keliling di bagian lantai atas bandara, JK juga dijelaskan bagaimana Bandara Blimbingsari ini juga menggunakan konsep arsitektur yang mengusung kearifan lokal. Atap bandara ini menggunakan arsitektur menyerupai udeng khas suku Using. Sedangkan di bagian lantai atas, juga terdapat ruang publik bagi pengantar keluarga penumpang, sambil melihat hamparan areal sawah dan bandara dari atas.
Usai melihat JK mengatakan bahwa terminal Bandara Blimbingsari yang baru sudah cukup layak. Hanya butuh perbaikan ketebalan landasan pacu. Dia menilai, bandara ini memiliki posisi strategis untuk menunjang penerbangan di Jawa Timur, khususnya di wilayah selatan.
"Bandara ini strategis untuk menunjang penerbangan di Jawa Timur sisi selatan. Seperti Situbondo dan Bondowoso, jadi tidak perlu ke Surabaya dulu untuk terbang. Cukup lewat Banyuwangi," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Anas bercerita singkat tentang kondisi Banyuwangi yang mulanya masih sepi dan terkendala tentang transportasi yang menghubungkan antar daerah. Terutama transportasi udara.
"Awal masalah daerah kami adalah conectivity. Pertama kali kami menjabat tidak ada penerbangan. Tapi berkat dukungan Pak Gubernur, dengan program 100 hari. Program penerbangan di Banyuwangi bisa dikerjakan, sehingga tahun 2010 penumpang di Banyuwangi hanya 7.500. Sekarang penumpang kami pertahun sudah 182 ribu, alias naik 230 persen," ujar Anas kepada JK, dalam kesempatan lain saat menghadiri peresmian pabrik semen dan elpiji di Banyuwangi.
Dari situ, Anas juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat yang telah menyetujui penerbangan Jakarta-Banyuwangi. "Kami sudah memohon kepada pemerintah pusat, Alhamdulillah terimakasih telah disanggupi. Maka bulan Maret atau April, Insya Allah bakal ada direct flight Jakarta-Banyuwangi, maka orang ke Bali Barat tidak perlu lewat Denpasar, Bali. Cukup dari Banyuwangi," kata Anas.
Tidak hanya itu, kata Anas, setelah ketebalan landasan dan perpanjangan runway Bandara Blimbingsari sudah diperkuat, maka parkir pesawat kecil tidak lagi di Denpasar Bali. Namun secara bertahap akan digeser parkir ke Banyuwangi.
Bandara Blimbingsari berdiri di atas lahan seluas 4 hektare dengan kapasitas 250 ribu penumpang. Setiap harinya, terdapat 3 flight yang melayani rute Banyuwangi - Surabaya pulang-pergi. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga November 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 102.000 penumpang.