1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Sepanjang 2017, 16 pelajar meninggal dunia akibat Lakalantas

"Apabila orangtua tidak bisa mengantar jangan membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik sepeda motor sendiri," kata AKP Ris Andrian.

GEMAS (gerakan mancal ke sekolah) . ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Jum'at, 28 Juli 2017 14:00

Merdeka.com, Banyuwangi - Unit Laka Lantas Satlantas Polres Banyuwangi mencatat kecelakaan lalu-lintas (Lakalantas) yang melibatkan pelajar sekolah di Kabupaten Banyuwangi, hingga Juni 2017 sudah mencapai 123 jiwa. Dari angka tersebut, rata-rata dalam sebulan mulai awal tahun sudah memakan dua korban pelajar meninggal akibat kecelakaan di jalanan.

"Angka riilnya sampai Juni 2017 ada 16 korban meninggal dunia. Itu belum termasuk korban luka berat sebanyak 2 orang dan luka ringan 105 jiwa," ujar Kasatlantas AKP Ris Andrian Yudho Nugroho SIK, Jumat (28/7).

Andrian melanjutkan, data Lakalantas para pelajar tidak hanya di tingkat SMA, namun juga SD-SMP yang sudah jelas belum berhak mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM) karena masih di bawah umur.

Melihat tingginya kasus Lakalantas di kalangan pelajar, polisi mengimbau kepada orangtua dan semua pihak yang berwenang untuk mengembalikan budaya ngontel pelajar saat berangkat dan pulang ke sekolah. Polres Banyuwangi sendiri, juga memiliki program Gerakan Mancal ke Sekolah (Gemas) bersama para pelajar, untuk memberi penyadaran dan edukasi.

"Apabila orangtua tidak bisa mengantar jangan membiarkan anaknya pergi ke sekolah naik sepeda motor sendiri. Lebih baik naik sepeda onthel atau diantar," ujarnya usai ngontel bersama pelajar SMPN 1 Banyuwangi pagi tadi.

Meski tergolong tinggi, dengan dazar zero incident, angka Lakalantas di kalangan pelajar ini dinilai cenderung turun dibandingkan tahun lalu. Peristiwa Lakalantas pelajar yang meninggal sebanyak 10 orang dan luka ringan 31 orang.

"30 persen kasus kecelakaan lalulintas melibatkan Anak-anak kalangan SMP. Ini sebuah kekhawatiran dari kita, semoga tidak bertambah. Gemas ini digulirkan untuk memacu kesadaran dari adik-adik pelajar maupun orangtua," ujarnya.

Kepala Sekolah SMPN I Banyuwangi, Samsudin Ali, menyambut baik program Gemas. Imbauan agar siswa cukup menggunakan sepeda onthel untuk perjalanan sekolah, akan berupaya dilanjutkan.

"Enam puluh persen diantar orang tua. Sisanya naik sepeda onthel. Kita sudah memberitahu wali murid untuk menjemput anaknya pergi pulang apabila ke sekolah tidak naik sepeda gayung," kata Samsudin.

(MT/MUA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA