"Hobi saya memang menggambar. Kalau biasanya hanya di atas kertas, saya penasaran pengen ngelukis di atas kain," ujar Handoko.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 80 siswa-siswi dari perwakilan SMA dan SMK se-Kabupaten Banyuwangi, terlihat khusuk memainkan canting batiknya di atas kain. Kali ini, sesuai tema Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017, para generasi muda ini berlomba membuat motif 'Kopi Pecah' terbaiknya.
Salah satu motif batik yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Tidak hanya diikuti oleh pelajar putri, lomba mencanting ini juga diikuti generasi pembatik Laki-laki. Ada yang sudah memiliki pengalaman membatik dan baru belajar.
Handoko, peserta laki-laki asal SMAN 1 Giri terlihat sudah berpengalaman menggoreskan cantingnya di kain yang telah disediakan panitia. "Hobi saya memang menggambar. Kalau biasanya hanya di atas kertas, saya penasaran pengen ngelukis di atas kain," ujarnya sambil terus mencanting di area lomba, Taman Blambangan, Kamis (27/7).
Dari situ, Handoko tertarik untuk menekuni belajar membatik dengan cara manual menggunakan canting.
Peserta lainnya, Nurjanah juga tidak kalah lihai dengan Handoko. Garis-garis yang digoreskan Nurjanah menggunakan canting juga terlihat sudah tegas tanpa ragu-ragu. "Saya sudah terbiasa, jadi mudah," ujar perempuan yang mengambil jurusan mencanting di SMKN 2 Tegalsari itu.
Dengan mengikuti lomba membatik, Nurjanah senang karena bisa mendapat kenalan pembatik muda lainnya di Banyuwangi. Tidak mau kalah, Nurjanah menunjukkan yang terbaik bagaimana cara membatik menggunakan canting seperti yang diajarkan di sekolah formalnya. Nurjanah, membuat pola lebih estetik dengan ide kreasinya sendiri.
"Sambil berimajinasi saja, yang penting ada motif Kopi Pecah-nya, lainnya kita kreasikan sendiri," katanya.
Pagelaran yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ini, berupaya menguatkan calon pembatik baru dari kalangan generasi muda. Selain itu, juga untuk menguatkan kekayaan batik lokal dan bisa mendorong tumbuhnya Industri Kecil Menengah (IKM) batik di tengah geliat pariwisata.
"Banyuwangi Batik Festival (BBF) tidak sekedar panggung fashion saja, namun rangkaiannya ada beragam acara. Mulai dari lomba membuat motif, mencanting batik, hingga lomba busana batik bagi pembatik lokal. Ini sebagai upaya kami regenerasi pembatik dan memperkaya ragam batik kami," terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas melanjutkan lomba kali ini sengaja menyasar pelajar SMA/SMK karena bertujuan juga untuk menjaring talent-talent pembatik muda, sehingga tercetak tenaga kerja profesional di bidang fashion batik. "Agar tumbuhnya jumlah IKM batik juga diiringi dengan tersedianya tenaga kerja yang kompeten di bidangnya,” lanjutnya.
Ajang BBF yang berlangsung selama liburan akhir pekan ini, juga bakal menghadirkan perajin batik lokal yang berkolaborasi dengan desainer nasional dan internasional. Mereka akan menunjukkan karya batik terbaiknya di Banyuwangi.
"Jumat 28 Juli akan digelar Fashion on Pedestrian pukul 15.00. Puncak acara digelar besoknya (Sabtu 29/7) akan dimeriahkan Putri Indonesia 2017 Bunga Jelita Ibrani dan penyanyi Isyana Sarasvati," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi Ketut Kencana.