1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Tukang sayur buru Bumilristi di Banyuwangi jadi inovasi terbaik

Tukang sayur ini dibekali HP kemudian melaporkan ke puskesmas.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Jum'at, 05 Agustus 2016 10:50

Merdeka.com, Banyuwangi - Pusat Kesehatan Masyarakat (Pukesmas) Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur meraih penghargaan inovasi terbaik di bidang kesehatan dari Jaringan Informasi Pelayanan Publik  (JIPP) Pemprov Provinsi Jawa Timur. Inovasi terbaik itu adalah program mempertahankan zero kematian ibu dan anak. Program itu diberi nama Pemburu Ibu Hamil Risiko Tinggi atau Bumilristi.

Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono, Program Pemburu Bumilristi ini ide murni dari bawah yang dilatarbelakangi kondisi di lapangan. Kemudian Puskesmas Sempu menggagas ide membentuk program bagaimana menekan angka kematian dan diajukan ke tingkat provinsi.

Program Pemburu Bumilristi, kata dokter yang akrab disapa Rio ini, telah diuji dan dipaparkan di depan tim JIPP. Tim tersebut terdiri dari Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), akedemisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) penggiat inovasi.

Selain mereka, juga melibatkan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), institusi Pemerintah Jerman yang membidangi kerjasama pembangunan bilateral dan kerjasama internasional yang digandeng Kemenpan RB untuk mengawal Program Inovasi Pelayanan Publik di Indonesia.  

"Inovasi Pemburu Bumilristi ini telah dipilih JIPP, menyisihkan 84 proposal inovasi dari seluruh daerah di Jawa Timur. Dari 84 proposal, kami masuk 10 besar. Setelah diuji lagi, akhirnya program kami juga lolos menjadi tiga besar, dan berhasil menjadi yang terbaik," ucap Widji, Kamis (4/8) malam.

Sementara Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi mengatakan, Program Pemburu Bumilristi yang digagasnya adalah gerakan menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah Puskesmas Sempu. Uniknya, pada program ini yang bertugas menjadi Pemburu Bumilristi adalah tim gabungan melibatkan tukang sayur keliling. Tentu saja tetap menerjunkan tenaga medis dari Puskesmas Sempu sendiri.

Dalam melaksanakan program tersebut,Puskesmas menunjuk 10 pedagang sayur untuk diberdayakan mencari ibu hamil berisko tinggi di wilayah mereka berjualan. Mereka dibekali Smarthphone yang bisa langsung mengirimkan informasi yang didapat.

"Jika menemukan ibu hamil berisiko, mereka akan memotret dan mengirim identitas lengkap ke tim yang ada di puskesmas untuk selanjutnya kami tangani secara rutin. Khususnya yang menjadi perhatian adalah ibu hamil dengan risiko tinggi," paparnya.  

Ibu hami yang berisiko tinggi ini adalah para ibu hamil berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun. Selain juga jarak kelahiran yang terlalu dekat, banyak anaknya, persalinan pertama operasi, memiliki riwayat hipertensi dan tinggi badannya kurang dari 150 cm.

Hasil laporan dari tim, kemudian ditindaklanjuti oleh tim medis Puskesmas. "Mereka yang berisiko ini, akan kami sarankan dan bila perlu dirujuk melahirkan di rumah sakit. Ini untuk mengantisipasti kegawatdaruratan atas risiko tinggi tadi," terang Hadi.

Dari hasil laporan identifikasi AKI dan AKB di Jawa Timur dalam satu tahun terakhir ini terdapat 567 AKI dan 5.000 bayi meninggal dari ibu berisko tinggi tersebut. Di Kecamatan Sempu sendiri, AKI pada medio 2013 ada 7 ibu, 18 anak AKB, di 2014 jumlah AKI ada 5 ibu, AKB (11 anak), dan di Tahun 2015 zero alias tidak ada kasus AKI dan AKB.

Sementara di Kabupaten Banyuwangi, pada Tahun 2015, jumlah AKI-nya mencapai 23 orang dan AKB sekitar 163 bayi meninggal. "Program ini pada bulan Agustus ini juga akan segera kita awali. Dari informasi JIPP, program ini rencananya juga akan diadopsi pemprov untuk diduplikasikan ke seluruh wilayah Jatim," ujar Hadi.

(MH/MA)
  1. Layanan Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA