1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Warga Tanah Osing dilatih menjadi wirausaha berbasis IT

"Kami mendorong agar rakyat memiliki bekal untuk berwirausaha. Seiring dengan perkembangan pesat pariwisata kami," kata Harry.

UMKM Banyuwangi . ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Jum'at, 18 Maret 2016 10:41

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi terus mengatur 'napas' perekonomiannya. Satu dari 38 kabupaten di Jawa Timur ini, terus mendorong warganya menumbuh-kembangkan industri berbasis kerakyatan.

Mengoptimalkan potensi lokal, Pemkab Banyuwangi melatih lima ribu warga Tanah Osing (Using) den‎gan beragam keterampilan mengolah bahan lokal setempat.

Mereka dicetak menjadi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Nantinya, proses pemasaran barang-barang hasil industri ini, dilakukan melalui situs Marketplace UMKM Banyuwangi, yang desainnya tengah dikembangkan.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Banyuwangi, Harry Cahyo, mengatakan pelatihan UMKM ini digelar untuk melahirkan wirausahawan baru.

"Kami mendorong agar rakyat memiliki bekal untuk berwirausaha. Seiring dengan perkembangan pesat pariwisata kami, industri kreatif menjadi pelengkap pertumbuhannya," terang Harry, Kamis (17/3).

Hingga pertengahan tahun ini (2016), lanjut dia, akan ada 53 pelatihan memanfaatkan bahan-bahan lokal, mulai dari membatik, pengolahan komoditas pertanian, ikan laut, hingga pemasaran produk.

"Pelatihan ini berbasis potensi desa. Desa penghasil buah naga misalnya, kami ajarkan bagaimana membuat produk olahannya. Desa yang berada di pesisir, kami datangkan tenaga ahli untuk membekali keterampilan mengolah ikan," katanya.

Seperti di Desa Bulurejo Kecamatan Purwoharjo, para perempuannya diajarkan bagaimana membuat mie dari buah naga. Mie yang biasa kita tahu berwarna kuning, menjadi merah sesuai warna buah naga.

"Dengan produk olahan, nilai tambahnya semakin tinggi. Misalnya, ketika harga buahnya sedikit menurun, produk olahannya bisa lebih menguntungkan," kata Harry lagi.

Begitu juga pemuda di Desa Kabat, masih kata dia, mereka diajarkan mengolah batok kelapa. Kulit kelapa ini diolah menjadi pernak-pernik barang rumah tangga, mulai dari sendok, mangkuk, juga gayung.

"Batok ini juga dibentuk menjadi hiasan rumah bentuk burung. Semua produk itu nanti pemasarannya difasilitasi lewat Marketplace UMKM Banyuwangi yang dalam waktu dekat akan diluncurkan.‎"

Pelatihan ini digelar di sejumlah desa. Usulan materi pelatihan ini pun datang dari warga desa sendiri. ‎"Lewat Musyawarah Perencanaan Pembangunan di tingkat desa, warga desa mengajukan pelatihan yang diingini. Mereka sesuaikan dengan potensi yang mereka miliki, sehingga materialnya mudah didapat," jelas Harry.

Ada 10 bidang keahlian yang bisa diikuti oleh para peserta, yaitu pelatihan batik, teknologi bordir, konveksi, olahan hasil pertanian, dan teknologi agro. Juga ada pelatihan tentang aneka kerajinan, olahan ikan, pembuatan paving, serta pemasaran produk lewat IT.

"Hari ini (17/3), kita juga menggelar pelatihan membatik menggunakan pewarna alam di Desa Bakungan. Para pembatik ini juga mulai kami dorong menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, akan memberi nilai lebih pada produknya," tambah Harry.

Beragam pelatihan produk khas UMKM ini, juga bekerjasama dengan Balai Besar Batik Yogya, Balai Besar Industri Kreatif Denpasar, Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balai Diklat Kemenperin, serta sejumlah lembaga pengabdian masyarakat perguruan tinggi‎.

(MT/MA)
  1. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA