Dengan bekal pengalaman menjadi juru masa Kesultanan Brunei, Imaki membuka bisnis kulinernya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Nasi goreng merupakan makanan khas nusantara yang cukup menjadi primadona di segala daerah. Penyajianya pun tak memandang strata kelas sosial. Nasi goreng bisa mudah dijumpai dari pedagang kaki lima hingga hotel berbintang lima.
Salah satu penjual nasi goreng yang unik ada di Banyuwangi. Warung nasi goreng milik Imaki ini terbilang unik karena penamaan setiap menunya menggunakan nama tempat atau negara.
“Saya dulu TKI di Brunei. Delapan tahun jadi koki di kesultanan Brunei, melayani sultan Hassanal Bolkiah. Di sana tidak ada makanan (khas). Setelah pulang ke sini buka warung ingin kasih nama nasi goreng dengan nama negara lain,” ujar Imaki sambil tertawa.
Nasi goreng Pataya adalah nasi goreng yang dibungkus oleh telur dadar. Biasanya nasi goreng ini dikenal juga dengan nama nasi goreng selimut. Sementara nasi goreng kampung berisi ikan teri dan buncis. Ada juga nasi goreng Malaka yang berisi udang dan ayam. Nasi goreng Jawa diberi ikan asin.
Ada juga nasi goreng Siam, yaitu nasi goreng yang dicampur dengan tambahan bumbu dapur seperti lengkuas dan jahe. Kalau nasi goreng U.S.A adalah perpaduan dengan capcay. Sementara nasi goreng Singapore berisi campuran wortel dan buncis serta diberi saus berbahan dasar tomat asli.
Warung kaki lima di jalan Kolonel Sugiono Banyuwangi tersebut buka dari empat tahun lalu. Menurut Imaki, menu yang sering dipesan oleh warga Banyuwangi adalah nasi goreng Pataya. Rata-rata harga per porsi nasi goreng dan beberapa menu lain di sana dipatok dengan harga Rp 10 ribu per porsi.
“Nasi gorengnya cukup kuat di bumbu. Dicampur dengan ikan asin rasanya semakin enak,” ujar salah satu pelanggan, Yastri.