Dalam rangka memperingati HUT RI ke 71, Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi, mengadakan Festival Sego Lemeng. Salah satu kuliner tradisional khas Desa Banjar dan Kecamatan Licin.
Dalam Festival ini, masyarakat beserta perangkat Desa Banjar membuat kuliner sego lemeng untuk dilombakan.
Nurhariri, Kepala Desa Banjar mengatakan, melalui Festival Sego Lemeng di desanya, harapannya bisa mengangkat kuliner tradisional tersebut menjadi daya tarik wisatawan.
"Jadi sego lemeng ini sangat cocok buat orang yang mau naik gunung. Nasinya bisa dimasukkan ke dalam kantong. Ini paling cocok untuk wisatawan yang berkunjung ke Ijen," tuturnya kepada Merdeka Banyuwangi, Sabtu (20/8).
Seperti diketahui, Desa Banjar merupakan salah satu wilayah yang dilewati oleh wisatawan yang akan mendaki Gunung Ijen. Sehingga sering menjadi tempat persinggahan untuk menikmati beragam kuliner di Desa Banjar, salah satunya nasi lemeng.
Kuliner sego lemeng, memang punya ciri khas unik sesuai kearifan lokal Desa Banjar. Prosesnya, nasi yang sudah dicampur dengan santan dan rempah-rempah terlebih dahulu ditanak. Kemudian dibungkus dengan daun pisang sambil diisi irisan daging ayam, tempe atau ikan laut.
Usai dibungkus menyerupai lontong, proses selanjutnya dimasukkan ke dalam bambu yang baru dipotong. Baru kemudian dibakar di atas bara arang hingga matang.
Pengunjung festival menikmati hidangan Sego Lemeng
© 2016 merdeka.com/Mohammad Ulil Albab
Nasi lemeng ini, kata Nurhariri selain untuk dikonsumsi, juga sudah mulai dijual untuk wisatawan yang ingin berkunjung.
"Hampir semua masih memasak nasi lemeng. Tapi tidak setiap hari. Ada yang dijual dan dikonsumsi sendiri, tuturnya. Tiap porsi sego lemeng dijual dengan harga Rp 15 ribu," kata Nurhariri.
Sementara itu, Moh. Luthfi, Camat Licin dalam sambutannya mengatakan, Festival Sego Lemeng tahap pertama ini jumlahnya masih 4.444. Rencananya pada tahun depan pihaknya akan menggelar Festival 10 ribu Sego Lemeng di Desa Banjar.
"Nanti ada 10 ribu lebih yang akan disajikan di Desa Banjar ini. Dengan catatan lembaga adat sudah terbentuk. Masyarakat juga harus memakai pakaian adat," tutur Luthfi.
Sebab, kata dia, sudah mulai banyak wisatawan yang datang ke Desa Banjar.
"Saat ini kami budidayakan nasi lemeng untuk memikat wisatawan. Nanti akan banyak homestay di sini. Sudah banyak yang mengajukan," ujarnya.