1. BANYUWANGI
  2. KULINER

Warga Banyuwangi berburu kepompong untuk jadi olahan kuliner di Bali

"Jenis kepompong itu biasa mulai banyak pada akhir musim hujan seperti saat ini," kata Irwan.

Kepompong jadi olahan kuliner. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 02 Mei 2017 13:48

Merdeka.com, Banyuwangi - Masyarakat Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi sedang sibuk memanen kepompong yang didapat dari pohon kedondong, alpukat dan rasidi. Kempompong ini kemudian dikupas untuk diambil ulat yang sedang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.

Sunarti, (32) salah satu pencari kepompong menjelaskan, dalam sehari dia bisa mendapatkan 3-4 kilogram kepompong. Musim kepompong ini hanya berlangsung kurang lebih satu bulan tiap tahunnya.

"Lumayan, satu kilogram kepompong ini harganya Rp 30 ribu," ujarnya kepada Merdeka Banyuwangi sambil mengupas rumah kepompong.

Kepompong ini kemudian dikirim ke Bali untuk dijadikan bahan kuliner. Tidak hanya Sunarti, rata-rata warga Lingkungan Papring menyempatkan waktu mencari, di sela aktivitas masyarakat sebagai pengrajin anyaman bambu.

"Di sini yang nyari kepompong kurang lebih ada 15 orang. Hasilnya dikirim ke Bali untuk jadi kuliner," jelasnya.

Di sisi lain, keluarga Sanawi (40) juga terlihat sedang sibuk mengupas kepompong yang sudah dia cari dua hari sebelumnya. Tumpukan kepompong ini satu persatu dipisahkan dengan jaring rumahnya yang berwarna keemasan.

"Kalau nyarinya cepat. Sehari kadang bisa sampai 4 kilogram, tapi yang lama ngupasnya ini. Harus satu persatu disobek pakai gunting," ujar Sanawi.

Usai dipisahkan, jaring rumah kepompong masih belum dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Irwan Kurniawan, Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuwangi mengatakan kepompong jenis Kokon ini memang banyak tersebar di pedesaan. Terutama di kawasan yang masih dekat dengan perkebunan dan terdapat banyak pohon jenis alpukat, kedondong dan rasidi.

"Jenis kepompong itu biasa mulai banyak pada akhir musim hujan seperti saat ini. Dan itu bukan jenis ulat sutra, karena hanya di tumbuhan jenis murbai," katanya.

(FF/MUA)
  1. kuliner
  2. Unik
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA