Selain menyajikan panorama selat Bali dari ketinggian, di sana juga terdapat wisata sejarah berupa petilasan berumur ratusan tahun.
Merdeka.com, Banyuwangi - Libur lebaran telah tiba. Para pemudik pun sudah berada di kampung halaman. Saatnya berlibur menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
Salah satu wahan wisata yang cocok didatangi bersama keluarga adalah Bukit Watu Dodol, Banyuwangi. Lokasi wisata tersebut berada di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Ketapang menuju arah kabupaten Situbondo.
Selain menyajikan panorama selat Bali dari ketinggian, di sana juga terdapat wisata sejarah yaitu sebuah petilasan berumur ratusan tahun.
Menurut Humas Perhutani Banyuwangi Utara, Tri Sugiharto, petilasan tersebut merupakan makam Syeikh Maulana Ishak dan Putri Sekardadu dari kerajaan Blambangan. Keduanya memiliki anak bernama Sunan Giri, salah satu tokoh Wali Songo atau Sembilan Wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
Selain petilasan terdapat pula bangunan kecil menyerupai kuil yang berada di sisi Timur makam. Pada hari tertentu, ada beberapa sesajen dan hio yang ditujukan kepada Dewa Bumi, Tu Di Gong.
Yang tak kalah menarik dari wisata sejarah di sana, wisatawan dapat duduk santai menikmati indahnya selat Bali dan patung Gandrung yang berada tepat di bibir pantai Watu Dodol.
"Dari kemarin sudah dua kali ajak saudara ke sini sambil nunggu buka puasa," ujar salah satu pengunjung dari Banyuwangi kota, Rafli.
Biaya retribusi di sana cukup terjangkau yaitu sebesar Rp 2.500 per orang dan Rp 2 ribu untuk parkir kendaraan bermotor. Biaya tersebut termasuk asuransi bagi pengunjung.
Lokasi parkir yang luas memungkinkan puluhan kendaraan roda dua dan empat untuk masuk. Sementara untuk menuju ke sisi Timur bukit, pengunjung akan melalui akses jalan setapak sekitar 300 meter.
Selama perjalanan, sesekali pengunjung akan menjumpai kera dan burung yang terlihat di pepohonan dan ranting.