1. BANYUWANGI
  2. PARIWISATA

Wisatawan Turkmenistan akui suka suasana pedesaan di Banyuwangi

"Di sini cuacanya bagus, lalu lintas juga lebih lenggang, jadi saya senang jalan-jalan di Banyuwangi".

Muhammet dalam fam trip Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Senin, 30 Juli 2018 11:34

Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 35 orang warga negara asing (WNA) dari 20 negara yang berbeda mengikuti famili trip (fam trip) di sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satunya Muhammet (18), warga negara Turkmenistan yang mengaku menyukai suasana pedesaan di Bumi Blambangan.

Dia dan peserta-peserta lainnya mengunjungi hutan kecil Djawatan, Kampung Primitif, dan Pantai Pulau Merah yang merupakan destinasi wisata teramai di Banyuwangi selama ini. Muhammet mengatakan, selama ini memang selalu ingin bepergian ke daerah-daerah yang tidak bising, tidak macet, dan nyaman seperti Banyuwangi.

"Di sini cuacanya bagus, lalu lintas juga lebih lenggang dari pada Surabaya, tidak macet. Jadi saya senang jalan-jalan di Banyuwangi hari ini, saya justru stres kalau jalan-jalan di kota besar," kata pemuda yang tengah menempuh studi strata satu di Universitas Muhammadiyah
Surabaya jalur beasiswa itu, Sabtu (28/7).

Saking betahnya di Banyuwangi, dia ingin tahun depan bisa mengikuti acara open fam trip gratis itu lagi tahun depan.

Peserta lain adalah Gibriel Radjie dari Gamibian, Afrika Barat, yang beristrikan orang Semarang. Peminat musik dangdut ini mengaku enjoy dengan sajian orkes musik favoritnya itu di Kampung Primitif.

"Saya lihat mereka punya konsep yang unik. Yang mereka perlihatkan tidak ditemukan di negara lain," kata dia.

Tidak hanya keindahan alam, atraksi panahan hingga panjat pohon, mereka juga berkesempatan menikmati kuliner khas Banyuwangi, oseng-oseng pakis, sayur lompong, pecel rawon, hingga nasi tempong dengan berbagai pilihan lauk.

Setelah menikmati fam trip seharian, keesokannya Minggu (29/7), mereka akan turut tampil dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dengan tema 'Puter Kayun'. Dengan pakaian khas Banyuwangi, mereka akan bergabung dengan 120 peserta BEC yang terbagi dalam 10 sub tema terkait tradisi Puter Kayun, warga Desa Boyolangu, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Setelah mengikuti BEC, 35 orang yang didominasi mahasiswa asing yang kuliah di Indonesia itu akan naik ke Ijen sebagai bagian dari kegiatan fam trip mereka.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Dwi Marhaen Yono mengatakan 35 orang itu merupakan hasil seleksi dari sekitar 600 pendaftar. Sebelumnya pendaftaran dibuka secara online untuk 'free open trip'.

"Kita berharap mereka ikut meramaikan acara BEC, acara akan tambah meriah dengan kehadiran peserta warga negara asing. Tambah lagi, diharapkan mereka akan membagikan cerita BEC dan pengalaman mereka berwisata di Banyuwangi kepada kenalan di negara asalnya," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pariwisata
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA