"Paham agama yang kuat menjadi benteng utama agar kita terhindar dari bahaya narkoba," kata Budi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bahaya narkoba saat ini telah merambah sampai ke tingkat desa. Supaya peredaran zat adiktif perusak saraf itu tidak merembet ke kalangan pesantren, pejabat kepolisian Banyuwangi sampai 'blusukan' ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blok Agung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.
Di Ponpes tersebut, Kapolres Banyuwangi AKBP Budi Mulyanto, memberikan pesan tentang bahaya narkoba kepada para santri. Menurut dia, tidak hanya kawula alit, banyak pejabat elit yang terjerumus memakai narkoba. Akibatnya karir hancur lantaran harus menjalani sanksi pidana. Urusan ekonomi rumah tangganya juga berantakan karena gaji bulanan biasanya mengalir lancar menjadi bermasalah.
Budi melanjutkan, sejumlah orang yang dianggap sebagai panutan, nama baiknya jatuh lantaran barang haram tersebut. Sebab itu dia menyarankan para santri agar fokus mengaji disertai sibuk berdzikir. Cara ini dianggap jitu untuk mencegah narkoba masuk ke kalangan pesantren.
"Semakin banyak belajar kitab tentu saja pemahaman tentang agama akan semakin luas. Paham agama yang kuat menjadi benteng utama agar kita terhindar dari bahaya narkoba. Gimana mau pakai, lha wong sudah tahu hukumnya. Pasti takut. Maka jangan pernah mencoba meskipun setetes," kata Budi kepada para santri, seperti dikutip dari www.polresbanyuwangi.com.
Dia juga meminta agar para santri lekas melaporkan kepada pengurus pondok apabila ada pengedar narkoba yang coba-coba menjual barang haram ke kalangan pesantren. Langkah sama juga patut dilakukan apabila mungkin ada oknum santri yang mencoba mengkonsumsi NAPZA (narkoba, psikotropika dan zak adiktif lain).
"Semua demi kebaikan bersama. Mencegah bersama-sama hasilnya akan lebih efektif. Melawan narkoba tidak hanya tugas polisi. Santri juga punya peran, termasuk masyakarat. Mari kita perangi narkoba," ujarnya menambahkan.