Ada 20 tumpeng raksasa yang diarak keliling dusun.
Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan tumpeng raksasa, diarak di sepanjang jalan Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. Pagelaran grebek tumpeng, dilakukan setiap tahun saat memasuki bulan Suro atau tahun baru hijriah.
Andre Subandrio, Ketua Panitia Grebek Tumpeng Pekulo menjelaskan, ada 20 tumpeng raksasa yang diarak keliling dusun. Ada dua jenis tumpeng yang disajikan, berupa tumpeng nasi kuning dan putih setinggi dua meter, dengan di bagian sisinya dipenuhi sayur urap kelapa.
Selain itu, juga ada tumpeng raksasa berisi segala hasil bumi sayur-sayuran dan buah yang disusun menggunung. "Nanti setelah diarak, tumpengnya akan diperebutkan, menjadi berkah," ujar Andre kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (20/9).
Dia melanjutkan, arakan tumpeng raksasa dilakukan sebagai wujud syukur masyarakat Pekulo atas melimpahnya hasil bumi, dan memohon agar terus dijauhkan dari penyakit, dan berbagai malapetaka.
"Tumpeng itu menjadi pengeling 'pengingat' bagaimana syukur kepada tuhan dan selalu waspada, dalam menyambut tahun baru Islam, Muharram, agar kedepan semakin lebih baik," terangnya.
Pekulo mengalami beberapa musibah, kekeringan, penyakit, sehingga diselenggarakan tumpeng sebagai wujud syukur.
Dari cerita turun-temurun, pada era kerajaan Belambangan, tradisi tumpengan sudah digelar masyarakat Pekulo. Berawal dari peristiwa kekeringan panjang dan banyak penyakit yang sempat menyerang masyarakat.
"Masyarakat desa Pekulo, punya inisiatif, membuat ritual ancakan, (makan tumpeng di sepanjang jalan. Akhirnya pagebluk, kekeringan bisa teratasi," lanjutnya.
Selain mengarak tumpeng raksasa, panitia juga terlihat menyiapkan tumpeng yang digelar di sepanjang samping jalan, siap untuk dimakan bersama.
Andre dan masyarakat Pekulo berharap, dari tradisi tumpeng raksasa yang digelar bisa mendapatkan support dari Pemkab Banyuwangi.
"Ke depan, kami berharap kegiatan gotong royong dan tradisi ini bisa masuk dalam agenda Banyuwangi Festival. Kami siap," terangnya.
Apalagi, di Pekulo kata Andre, juga terdapat potensi wisata Sumberjeding berupa sumber yang tidak pernah kering. "Dulu waktu paceklik banyak ularnya. Sekarang tidak. Makanya disebut sebagai Dusun Pekulo," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menghadiri langsung kegiatan arakan tumpeng disambut meriah masyarakat Pekulo. Melihat kekompakan tersebut, Anas berupaya akan memasukkan ke dalam agenda Banyuwangi Festival tahun depan.
"Mudah mudahan kegiatan budaya di sini bisa tumbuh dan berkembang. Nanti bisa jadi akan dimasukkan dalam Banyuwangi Festival. Karena dengan kegiatan ini, bisa menambah kerukunan dan keguyuban masyarakat," ujarnya.