1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

‎Geliat batik Banyuwangi mulai dilirik IFC dan kembangkan e-commerce

"Kami mendengar perkembangan batik serta desainer muda di Banyuwangi cukup menggembirakan," kata Ali, Chairman IFC.

IFC di Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Rabu, 30 Maret 2016 19:00

Merdeka.com, Banyuwangi - Dunia fashion di Banyuwangi, Jawa Timur, terus menggeliat. Perancang mode nasional, Ali Charisma pun mulai melirik ‎Bumi Blambangan. Desainer papan atas ini ingin mengajak desainer-desainer dan para pembatik asal Banyuwangi untuk berkiprah di luar daerah.

Ali sendiri, selain sebagai desainer kondang, juga merupakan National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), sebuah asosiasi baru khusus para desainer. IFC, menaungi 118 perancang mode se-Tanah Air.

‎Ali mengaku ingin membawa desainer dan pengusaha fashion batik lokal di Banyuwangi untuk sukses di kancah nasional maupun internasional. "Kami mendengar perkembangan batik serta desainer muda di Banyuwangi cukup menggembirakan," kata Ali, Rabu (30/3).

Ali juga mengaku sempat berdialog dengan 40 desainer muda dan pelaku industri batik di Banyuwangi beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, dukungan pemerintah daerah yang all out terhadap perkembangan fashion, membuatnya tergerak untuk hadir di Tanah Osing.

Dia mengakui kehadiran IFC di kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini atas prakarsa desainer batik nasional, Pricilla Saputro, yang selama ini bersama Pemkab Banyuwangi sangat getol mengembangkan batik lokal lewat pelbagai pelatihan dan event seperti Banyuwangi Batik Festival.

"IFC mempunyai misi untuk membawa desainer dan pelaku mode daerah bisa eksis di tingkat nasional, bahkan internasional tanpa harus meninggalkan daerahnya," ucapnya.

Sebab, masih kata Ali, potensi yang dimiliki desainer maupun pengusaha fashion lokal sebenarnya tidak kalah dengan desainer di kota-kota besar seperti Jakarta.

"Namun, mereka ini biasanya tidak mengetahui cara masuk ke level itu. Untuk itulah IFC hadir sebagai wadah bagi pelaku mode daerah menaikkan kapabilitas dan kemampuan untuk maju," ujarnya.

Dipaparkan Ali, ‎IFC sendiri memiliki enam program bagi para anggotanya, yaitu Program Education berbasis pada sharing ilmu antar anggota, baik lewat pelatihan maupun workshop.

Kemudian Young Designer Incubator Program, Local and International Trade Show, Export Training, Management and Taxes Training, Indonesia Trend Forecasting, Marketing, Branding and Digital Media Training dan e-Commerce Activation.

"Lewat wadah ini banyak orang berpengalaman akan membantu serta membuka link ke jenjang lebih luas. Kita akan benahi semuanya lewat pendampingan, mulai dari memperbaiki kualitas produk sampai pemasarannya, baik nasional dan ekspor."

"Kami ingin nantinya tidak akan ada lagi dikotomi desainer lokal dan nasional karena semua desainer memiliki keunggulan masing-masing," ujarnya menegaskan.

(MT/MA)
  1. Gaya hidup
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA