1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Cerita Warung Mbok Bedjo suplai logistik pekerja rodi zaman kolonial

Abdul Kholik, merupakan generasi keempat yang akan melanjutkan warung Mbok Bedjo. Saat ini masih dipegang Adran, Ayah Abdul Kholik.

Warung Mbok Bedjo. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 30 Maret 2016 17:29

Merdeka.com, Banyuwangi - Siapa sangka, Sanggar Wareg Mbok Bedjo di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, sudah berusia lebih dari 100 tahun. Sampai saat ini warung Mbok Bedjo masih dilanjutkan oleh cucunya.

Abdul Kholik, merupakan generasi keempat yang akan melanjutkan warung Mbok Bedjo. Saat ini masih dipegang Adran, Ayah Abdul Kholik.

Bila berkunjung ke warung Mbok Bedjo, pelanggan bisa menikmati konsep warung dengan konstruksi rumah lawas. Pelanggan, akan merasa seperti di rumah sendiri. Bila masuk ke dalam, antara ruang tamu dengan lapak warung terlihat menjadi satu.

Saat ditemui Merdeka Banyuwangi, Abdul Kholik menjelaskan Warung Mbok Bedjo pernah menjadi penyuplai makanan untuk para pekerja yang membuat terowongan bawah tanah di Gunung Gumitir. Terowongan tersebut dibuat era Kolonial Belanda untuk perlintasan kereta api, menghubungkan antara Banyuwangi dan Jember.

"Warung ini pertama kali di Glenmore, sudah ada sekitar tahun 1800-an. Di depan (jalan provinsi Banyuwangi-Jember) belum diaspal. Dulu penyuplai makanan pekerja yang bangun terowongan. Bangunan itu kan selesai tahun 1910," terang Kholik.


Kholik melanjutkan, Mbok Bedjo meninggal pada 1993 dengan usia sampai 125. Kholik masih mendapat cerita langsung dari Mbok Bedjo tentang sejarah warung tersebut.

Sejak 1993, warung Mbok Bedjo dilanjutkan oleh anaknya, Semi, sampai 2004. Setelah Semi meninggal pada 2004 di usia 90, warung Mbok Bedjo kemudian dilanjutkan oleh Adran (53). "Warung ini sudah turun temurun 3 generasi, Pak Adran 2005 sampai sekarang," terang Kholik, anak dari Adran.

Menu khas Warung Mbok Bedjo

Warung ini memiliki makanan khas sayur lombok, turun temurun dari Mbok Bedjo. Sayur lombok merupakan cabai yang dimasak menjadi sayur, dengan campuran tempe dan tahu. Ditambah kuah kelapa kental.

Kata Kholik, sayur lombok menjadi salah satu menu yang disajikan kepada pekerja pembuatan terowongan di Gunung Gumitir. Bila mengkonsumsi sayur lumbok, kata dia, bisa menyembuhkan sakit kepala dan flu. "Mbok Bedjo yang menciptakan makanan sayur lombok. Pilek pilek, pusing Insya Allah bisa sembuh," ujarnya.

 

Sampai kini, sayur lombok masih disajikan di warung Mbok Bedjo. Warung ini menggunakan sistem prasmanan atau biasa disebut warung bebas, sehingga para pelanggan bisa mengambil nasi dan memilih lauk serta sayur sesuai keinginan sendiri.

"Sayur lombok, ini memang untuk pencinta pedas," ujarnya. Pelanggan Mbok Bedjo kebanyakan para supir-supir truk maupun pickup. Menu sayur lombok tidak hanya untuk para pekerja, semua orang pencinta masakan pedas bisa mencobanya.

Ciri khas sayur lombok terlihat dari campuran cabai kecil berwarna hijau dan sengaja dibiarkan utuh. Guyuran santan kental sayur lombok di atas nasi putih akan membuat pelanggan tertantang untuk mencoba. Untuk masalah harga, bisa dikatakan relatif murah, antara 6-10 ribu, tergantung lauk yang digunakan.

Selain dapat menikmati kuliner khas sayur lombok, pelanggan bisa menikmati Kopi Pingit dan Kopi Lanang di Warung Mbok Bedjo.

Kopi Pingit

Kopi pingit merupakan hasil fermentasi kopi robusta, untuk mengurangi kandungan kafein. Kadar kafein yang bisa memicu asam lambung, bisa dikurangi oleh Kholik lewat fermentasi tradisional.

"Satu tahun, ditaruh di tempat tertutup. Dari tanah jaraknya dua meter. Atau menggunakan cara direndam. Jadi selama 48 jam kopi yang belum disangrai direndam. Per tiga jam airnya diganti. Itu lebih cepat, tidak menunggu satu tahun," tuturnya.

 

Dia menemukan Pelanggan yang masih takut sakit perut bila minum kopi, bisa mencoba mengkonsumsi kopi pingit. "Fermentasi alami, kurangi zat asamnya (kafein). Biar tidak mudah sakit perut," ujarnya.

Kopi pingit, kata Kholik, sudah diproduksi dan dikemas secara mandiri sejak 2013. Salah satu lapaknya, dijual di warung Mbok Bedjo. "Lainnya saya pasarkan secara online. Pembelinya sudah ada yang dari Malaysia dan Thailand," tuturnya.

Pelanggan yang ingin menikmati kopi pingit, cukup mengeluarkan uang 5 ribu. Dan rasakan minum kopi tanpa harus takut sakit perut.

Kopi Lanang

Berbeda dengan kopi pingit, kopi lanang memiliki kadar kafein sangat tinggi dibandingkan semua kopi. Ciri khas kopi lanang, kata Kholik, bentuk fisik kopinya berbiji tunggal. "Bila biji kopi biasa bisa dibelah menjadi dua, kalau kopi lanang ini hanya ada satu," tutur Kholik kepada Merdeka Banyuwangi.

Bisa dikatakan juga, kopi lanang merupakan biji kopi cacat. Dari total panen petani kopi, kata Kholik, hanya ada 3-5 persen biji kopi lanang. "Dari satu ton, hanya 30 sampai 50 kilogram. Itu juga baru ada di pohon kopi yang usianya 10 tahun ke atas," imbuhnya.

 

Bila menikmati kopi lanang di warung Mbok Bedjo, maka akan menambah stamina dan tentunya membuat pelanggan tahan kantuk, cocok untuk para pengendara atau sopir yang akan melintasi Gunung Gumitir bila dari arah Banyuwangi.

Kholik mencari biji kopi lanang dari petani rakyat. Per kilogram harga kopi lanang dia beli dengan harga di kisaran 70 ribu. Lantas dia olah sendiri dengan cara tradisional menggunakan tembikar.

"Kita berani jamin keaslian, karena tidak ada campuran. Ngolah sendiri, sangrai pakai tembikar," tuturnya. Bila di pasaran harga kopi lanang mencapai 200 ribu, Kholik hanya membanderol 100 ribu.

Dalam sebulan, Kholik bisa memproduksi kopi lanang dan kopi pingit sampai 100 kilogram. "Tapi itu juga tergantung pesanan," ujarnya.

Lengkap sudah, bila berkunjung ke Warung Mbok Bedjo, pelanggan bisa menikmati sayur lombok, kopi pingit atau kopi lanang. Pelanggan juga bisa sambil wisata sejarah kuliner di Warung Mbok Bedjo, untuk menikmati hidangan yang pernah dikonsumsi para pekerja pembuat terowongan di Gumitir.

 

(MT/MUA)
  1. Lapak
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA