"Peran ulama dan tokoh NU ini menjadi penting. Untuk itu, selama lima tahun terakhir ini, kami selalu menggandeng para kiai-kiai," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Peran ulama NU tekan kriminalitas di Banyuwangi
Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, mengklaim angka kriminalitas di daerahnya menurun selama lima tahun periode pertama kepemimpinannya. Tentu, kata dia, hal ini tidak lepas dari peran tokoh-tokoh agama yang terus bersinergi dengan pemerintah.
Hal ini disampaikan Anas saat menghadiri acara tahunan yang digelar rutin untuk memperingati Malam Nuzulul Quran di Pondok Pesantren Ibnu Sina, Kecamatan Genteng, Kamis petang (30/6).
Acara yang dikemas buka puasa itu juga dihadiri kiai dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama se-Banyuwangi, seperti Rois Syuriah NU Banyuwangi, KH Hisyam Syafaat, KH Hasan Thoha dari Pondok Pesantren Srono dan kiai-kia lainnya.
Nah, di hadapan para ulama ini, Anas membahas beberapa hal penting untuk menjaga ketertiban dan keamanan di Bumi Blambangan.
"Peran ulama dan tokoh-tokoh NU ini menjadi penting. Untuk itu, selama lima tahun terakhir ini, kami selalu menggandeng para kiai-kiai. Dan Alhamdulillah, angka kejahatan di Banyuwangi ini menurun selama lima tahun terakhir," kata Anas.
Anas mengaku hal penting yang dibahas bersama para ulama se-Banyuwangi tersebut ada tiga. Pertama adalah bahaya konten pornografi terhadap anak-anak sekolah atau usia remaja. "Banyak anak-anak sekolah menyimpan konten-konten pornografi di ponsel-ponselnya. Nah, tokoh dan kiai-kiai NU perlu kita libatkan untuk bersama-sama mengatasi masalah ini," katanya.
Kedua, dia melanjutkan, masalah minuman keras (miras). Menurut bupati dua periode ini, kiai dan seluruh warga NU juga harus ikut serta mengatasi permasalahan umat, khususnya bahaya miras yang sudah mewabah hingga kalangan pelajar.
"Untuk itu, kita minta semua warga NU turut aktif apabila menemukan anak-anak atau remaja yang tengah mabuk-mabukan. Kita sudah punya SMS Center. Silakan adukan ke SMS Center jika melihat ini," katanya lagi.
Politisi PKB ini juga menjelaskan, sebagian tindak kriminal dipicu oleh pengaruh alkohol yang dikonsumsi para pelaku. "Masyarakat, khususnya warga NU harus ikut ambil bagian menyelesaikan masalah moral keumatan ini," katanya.
Peran ulama, Anas mengimbuhkan, bisa dengan terus-menerus melakukan pembinaan moral kepada masyarakat. "Peran keluarga juga penting dalam hal pengawasan pada anak-anak. Di sini lah peran ulama masuk memberikan sentuhan moral. Mereka bisa terus mengkampanyekan kepada keluarga-keluarga di pelosok-pelosok desa melalui materi-materi pengajian."
Saat ini, kata Anas, pihaknya telah bekerja sama dengan Polres Banyuwangi dan telah menyiapkan fast respons (respon cepat) untuk menindaklanjuti laporan di SMS Center terkait penyalahgunaan miras dari masyarakat.
"Dengan SMS Center, masyarakat bisa langsung memotret kejadian, atau saat melihat gerombolan orang minum-minuman keras, lalu mengirim fotonya ke SMS Centre. Kemudian kita lakukan tindak lanjut dengan mendatangi lokasi," ucapnya.
Ketiga adalah masalah ekonomi kerakyatan. Anas berharap, tokoh-tokoh NU se-Banyuwangi mau turut serta membantu meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Selama ini komunikasi pemerintah dan NU berjalan baik. Kami berharap agar NU juga turut membantu meningkatkan ekonomi kerakyatan. Dengan kondisi perekonomian lebih baik, Banyuwangi bisa dibangun dan terus berkembang di masa depan," ujarnya.