Bekraf menghadirkan diskusi Penta Helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media dan komunitas membahas produk kreatif.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sejak dikukuhkan pada 20 Januari 2015, melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif, Presiden Joko Widodo membentuk lembaga baru non kementerian bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Dalam perkembangannya, Bekraf menyasar setiap daerah di Indonesia melalui berbagai deputi yang melingkupi. Salah satunya yakni Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah yang melakukan kegiatan di Kabupaten Banyuwangi, sejak Senin lalu.
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) Penta Helix yang melibatkan sinergisitas dari pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media dan komunitas. Bekraf menginginkan adanya kesamaan persepsi antar pelaku ekonomi kreatif di Banyuwangi. Khususnya dalam hal perumusan dan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif.
"FGD kali ini Bekraf dengan mengajak teman-teman dari BCCF (Bandung Creative City Forum) untuk sharing dan menyamakan persepsi. Sehingga tindak lanjut ke depan terkait tujuh poin tentang pengembangan dan fasilitas ekonomi kreatif berbasis desa di Kabupaten Banyuwangi dapat terwujud," kata Direktur Hubungan Antar Lembaga Dalam Negri Bekraf, Hassan Abud dalam sambutannya di Hall Ketapang Indah Hotel.
Ditemui sebelum acara dimulai, Dwinita Larasati selaku pembicara dari BCCF mengatakan jika FGD kali ini merupakan piloting kerja sama Penta Helix dengan menerapkan 3C (Connect, Collaborate, Commerce).
"Connect-nya sudah sekarang. Tapi Collaborate dan Commerce-nya bagaimana. Nah nanti hasil dari grup diskusinya ini diharapkan dapat kearah sana," ujar Dwinita kepada Merdeka Banyuwangi.
Sebelum melakukan kegiatan fasilitasi, Bekraf akan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan sebuah daerah. Menurut Tita, panggilan akrab Dwinita, Banyuwangi memiliki keunggulan dalam tujuh poin tentang pengembangan dan fasilitas ekonomi kreatif.
Dalam sambutannya, Bupati Anas merasa optimis dengan pertumbuhan ekonomi yang muncul dari dasar. Seperti halnya dengan perkembangan ekonomi kreatif berbasis desa yang telah bermunculan di beragai daerah di Banyuwangi. "Industri yang berbasis pasar itu akan pindah (tidak tahan lama). Maka kami membangun industri dari ekonomi kreatif. Kalau berbasis dari ekonomi kreatif, inovasi tidak akan migrasi," kata Anas.