Pameran ratusan karya mulai lukis, instalasi, foto dan patung yang digelar di Gedung Wanita Paramhita Kencana menarik minat pengunjung.
Merdeka.com, Banyuwangi - Sampai akhir pekan ini di Banyuwangi terdapat pameran ratusan karya mulai lukis, instalasi, foto dan patung. Kegiatan yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ini diikuti 126 pelukis, 3 pematung dan puluhan fotografer. Semua membawa karya-karya terbaiknya yang sudah terseleksi dan dipamerkan di Gedung Wanita Paramhita Kencana.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ilyasin menjelaskan dari 126 karya seni lukis yang dipamerkan, terdapat 20 karya yang akan dilelang secara terbuka pada Sabtu malam (10/12) mulai pukul 19.00 WIB. "Ide lelang ini awalnya spontanitas. Karena banyak pengunjung yang berminat membeli lukisan yang dipamerkan,” kata Yasin kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (9/12).
Dalam pameran lukisan terdapat beragam jenis atau aliran karya seni. Mulai dari imprealisme, ekspresionisme, abstrak, kontemporer, moderen dan naturalis. Untuk soal harga lelang nanti akan ditawarkan mulai tingkat harga Rp 2 juta sampai Rp 40 juta.
"Hasil lelangnya nanti sebagian akan disumbangkan kepada salah satu pelukis dan kurator lukis Banyuwuangi S Yadi K, yang sedang sakit," ujar Yasin. Hal ini dilakukan sebagai upaya bentuk solidaritas antar seniman lukis dan saling menguatkan agar tetap bisa produktif.
Sampai saat ini pameran digelar, sudah ada enam orang yang berminat ingin membeli. Saat transaksi lelang nanti patokan harga akan ditentukan oleh masing-masing pelukis.
"Misalnya lukisan milik Huang Fong, sebuah lukisan Ni Wati Tidur yang berbahan arang dan pastel dengan ukuran 33 x 53 centimeter dibandrol Rp 25 juta. Ada juga lukisan Air Terjun karya Mozes Misdy, yang berukuran 150 x 140 centimeter dibandrol hanya 15 juta," jelasnya.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sempat mengunjungi pameran ini memberikan apresiasi tinggi kepada seniman lukis Banyuwangi. Usai keliling melihat pemeran foto dan lukisan, Anas mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap produktivitas karya seni di Banyuwangi.
“Pameran ini kita fasilitasi sebagai upaya Pemkab untuk memberikan ruang bagi para seniman. Seni kami anggap penting, karena seni ini menjadi oase hidup,” kata Anas.
Menurut dia, pelaksanaan tahun ini lebih baik dibanding tahun kemarin. Menariknya setiap pengunjung yang hadir dalam pameran ini, juga bisa berdialog langsung dengan seniman atau kurator yang selalu ada untuk menjaga karyanya. Lukman Hakim salah satunya, pelukis kaki asal Singojuruh Banyuwangi ini bersedia menemani setiap pengunjung tentang bagaimana cara menikmati sebuah seni.
"Bila ada yang bertanya tentang apa makna dari lukisan saya, akan saya jawab bahwa seni itu bebas untuk dimaknai. Pelukis tidak punya otoritas untuk membekukan makna dalam karyanya sendiri. Jadi bebas silakan dimaknai sendiri," kata pelukis yang melukis dengan kaki ini.