Tiap desa, wajib mengalokasikan dana untuk belanja IT, agar masyarakat desa bisa lebih mudah mengakses internet.
Merdeka.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus berkembangan pesat. Pembangunan terus ditingkatkan. Bagi Kota Seribu Gandrung ini, inovasi tiada kata henti. Kali ini, Pemkab Banyuwangi ingin membangun kampung cerdas atau 'Smart Kampung' di tiap desa. Dua desa di lereng Gunung Ijen disiapkan sebagai pilot projectnya.
Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, fungsi balai desa, selain menjadi tempat pelayanan publik juga harus menjadi pusat aktivitas warga. Untuk itu, dia ingin ada fasilitas internet dan perpustakaan agar masyarakat bisa belajar dan berinteraksi satu dengan lainnya. Termasuk membangun ruang untuk seni dan budaya.
Guna meningkatkan kapasitas desa, Pemkab Banyuwangi memanfaatkan dana desa, untuk belanja bandwidth. Tiap desa, wajib mengalokasikan dana untuk belanja IT, agar masyarakat desa bisa lebih mudah mengakses internet.
"Biar anggaran desa tidak hanya untuk membangun infrastruktur fisik saja, seperti plengsengan dan jalan. Namun akses internet ini juga penting untuk mempermudah warga. Internet ibarat jembatan yang menghubungkan kita dengan dunia global," kata Anas, Selasa (22/3).
Dia melanjutkan, medio 2015, Kabupaten Banyuwangi menerima anggaran Program Dana Desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi senilai Rp 59,8 miliar untuk 189 desa. "Dana ini agar bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur desa," katanya.
Untuk belanja pita lebar, masih kata dia, ini juga untuk menyokong Program Smart Kampung, yang bertujuan mengedukasi masyarakat desa agar akrab dengan teknologi informasi (IT), sehingga pelayanan publik bisaa lebih optimal.
"Dengan memanfaatkan IT, warga yang akan mengurus surat kependudukan tidak perlu jauh-jauh ke kota. Contohnya bila selama ini mengurus surat keterangan miskin untuk pengurusan BPJS harus datang ke Kantor Pemda, maka dengan program ini warga cukup mengurusnya secara online dari desa," terang Anas.
Dia menambahkan, untuk mendukung program ini, balai desa juga harus dijadikan pusat aktivitas warga. Balai desa sebagai pusat pembelajaran dan kebudayaan desa setempat.
"Anak-anak yang pulang sekolah bisa les kesenian atau kursus bahasa di sini. Mengerjakan PR pun di balai desa karena ada internetnya. Harapan kami, balai desa juga bisa berfungsi sebagai rumah kreatif warga," katanya.
Rencananya, Desa Kampung Anyar dan Desa Tamansari di Kecamatan Licin, akan dijadikan pilot project Smart Kampung. Gagasan ini, setelah Anas meninjau langsung kedua desa yang berada di lereng Gunung Ijen tersebut.
Anas melihat semua kesiapan perangkat IT dan infrastruktur penunjang peningkatan pelayanan publik dan peningkatan SDM masyarakat di dua desa tersebut.
"Sebelum resmi jalan, software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) penunjang Smart Kampung harus kita tuntaskan. Kami ingin agar melalui jaringan teknologi informasi, warga desa bisa mempromosikan potensi wilayahnya. Setelah siap semua, kita akan segera launching Program Smart Kampung ini," ujarnya.