Pelatihan IT ini akan membuka wawasan generasi muda Banyuwangi untuk berani memulai sebuah usaha.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi terus mendorong kreativitas anak muda dalam memanfaatkan teknologi informasi. Caranya dengan menggelar pelatihan information technology (IT) bagi para pemuda. Pelatihan IT tersebut digelar Jumat (4/11) di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Banyuwangi.
Diikuti oleh anak muda dari berbagai kalangan masyarakat, pelatihan IT ini akan membuka wawasan generasi muda Banyuwangi untuk berani memulai sebuah usaha. Pihak yang disasar untuk ikut dalam pelatihan ini meliputi 4 segmen. Yakni pemuda, perangkat desa, pelajar SMP/SMA dan kelompok wanita. Selain materi komputer dasar, desain grafis, kewirausahaan (entrepreneurship), teknik internet marketing juga diberikan oleh para praktisi.
"Semua kalangan boleh ikut. Baik yang belum punya bisnis, yang sedang merintis bisnisnya, maupun yang sudah bekerja. Syaratnya satu, mereka harus punya kemauan keras untuk belajar dan berwirausaha,” terang Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, Riyanti Ananta.
Lewat pelatihan tersebut, imbuh Riyanti, pihaknya ingin mengubah pola pikir anak-anak muda. “Mindset anak-anak muda yang selalu mencari lapangan pekerjaan sudah saatnya diubah. Mereka bisa menciptakannya sendiri. Apalagi didukung dengan kecanggihan teknologi informasi saat ini memungkinkan pemasaran berbagai produk jadi mudah,” kata Riyanti.
Salah seorang praktisi pengajar dari Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi, Ramadian Tuntas Laksana menyebutkan, animo masyarakat untuk mengikuti pelatihan ini cukup baik. “Banyak yang antusias, utamanya terkait kelas desain grafis. Yang ikut rata-rata mahasiswa yang juga bekerja sebagai pegawai maupun wirausahawan,” ujar Ramadian.
Ke depan, pelatihan ini dijadwalkan akan terus berlanjut. “Kami juga terus memantau progress para peserta. Nantinya mereka yang terampil juga akan kami libatkan untuk menjadi narasumber dalam pelatihan berikutnya,” beber Ramadian.
Pelatihan IT ini sendiri sudah berjalan selama dua bulan, tepatnya seminggu setelah lebaran Idul Fitri, Agustus lalu. Para peserta diajak berinteraksi langsung dengan materi yang diberikan lewat laptop masing-masing. Tak hanya sekadar teori, di kelas yang diadakan setiap hari Jumat tersebut, mereka juga langsung praktik membuat rencana produknya.
“Kami masih akan membuka kelas internet marketing untuk 30 orang minggu depan. Bagi yang berminat bisa mendaftar lewat InstaGram perpustakaan @perpusdabanyuwangi atau di twitter kami @perpussipbanyuwangi. Selain itu juga bisa di akun Facebook kami : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Banyuwangi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saat ini jumlah pengguna internet (netizen) terus meningkat. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet (netizen) di Indonesia mencapai 88,1 juta pengguna hingga akhir 2014.
Tren belanja melalui internet juga terus meningkat. Berdasarkan riset Brand & Marketing Research (BMI), saat ini diperkirakan 24 persen pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang suka belanja online. Rata-rata pengeluaran mereka dalam berbelanja online setiap tahunnya mencapai Rp 825.000. Tahun 2014 nilai transaksi belanja online di Indonesia Rp 21 triliun, dan tahun ini diprediksi naik dua kali lipat hingga hampir Rp 50 triliun.
Pasar utama pemasaran produk dan jasa berbasis internet adalah kelas menengah yang melek teknologi. Berdasarkan data Bank Dunia, kelas menengah di Indonesia yang mengeluarkan dana konsumtif Rp 60.000-300.000 per hari ada 44 juta orang, yang mengeluarkan dana Rp 30.000 - 60.000 per hari ada 107 juta orang. Ini pasar yang besar, karena itu kami dorong anak muda Banyuwangi untuk memanfaatkannya.