Petugas dan relawan terus membersihan jalan dan rumah yang tertutup lumpur.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bayi, anak-anak di bawah lima tahun (balita), dan ibu hamil menjadi perhatian pasca banjir bandang yang menimpa empat dusun di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi menggelar pos pelayanan terpadu (posyandu) khusus warga yang tergolong risiko tinggi ini, Selasa (26/6).
Posyandu yang digelar empat hari paaca banjir itu mendapat sambutan baik dari warga. Seperti yang terlihat di Masjid Baiturrahman, sebanyak 35 bayi dan balita dari dua dusun, Wonorekso dan Karangasem Desa Alasmalang Singojuruh tampak memenuhi masjid. Karena kondisi darurat, posyandu digelar di masjid.
Salah satunya, Nenek Pujiarti yang datang mengantar kedua cucu kembarnya, Nafisah dan Nasifah (4,5). Dia merasa lega dengan adanya posyandu ini.
"Cucu saya gatal-gatal sejak kemarin soalnya main-main lumpur. Alhamdulillah, ada posyandu sekalian saya periksakan cucu saya, dan juga nimbang," kata Puji. Dua cucu Puji itu juga mendapat bantuan baju, karena banyak bajunya yang terendam lumpur.
Kepala Puskesmas Singojuruh Supriyadi Bintoro, mengatakan bahwa posyandu ini untuk memastikan bayi, balita dan ibu hamil, dalam kondisi kesehatan dan psikologis yang baik pasca banjir bandang. "Hari ini serentak ada tiga pos yang melayani warga di empat dusun terdampak. Semuanya kami gelar di masjid yang relatif siap fungsi," kata Supriyadi.
Di posyandu, bayi dan balita mendapatkan pemeriksaan menyeluruh meliputi timbang berat badan, mengukur tinggi badan dan lingkar kepala, imunisasi, serta pemberian vitamin A bagi bayi usia enam bulan sampai lima tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Selain mendapatkan pemeriksaan kesehatan, warga yang memiliki bayi dan balita juga memperoleh bantuan berupa bubur bayi, susu formula, popok, dan biskuit bayi. Juga disediakan baju dan keperluan lain bagi para ibu pengantar untuk bisa dipilih.
Petugas kesehatan juga menghibur anak-anak untuk menghilangkan trauma mereka. "Di sini, anak-anak juga dihibur badut dan diajak bernyanyi bersama untuk menghilangkan rasa traumanya," kata Supriyadi.
Dia melanjutkan dari hasil pemeriksaan di tiga posyandu tersebut, rata-rata kondisi bayi dan balita cukup baik, hanya ada beberapa yang mengalami gatal-gatal akibat bermain lumpur. "Sebagian lagi, batuk pilek. Itupun akibat perubahan cuaca," jelasnya.
Poayandu tersebut sekaligus melakukan pemeriksaan pada ibu hamil. "Untuk ibu hamil yang tidak hadir akan kita datangi ke rumahnya untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik, secara fisik maupun psikis," katanya.
Selain posyandu, di lokasi juga dibuka pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dan lansia.
Sulitnya membersihkan jalan dari lumpur
Sementara Jalan utama Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang terdampak banjir bandang menghadapi kendala untuk dibersihkan. Bisa saja jalan dibersihkan dan langsung difungsikan normal kembali,
namun pembersihan lumpur di permukiman warga akan terhambat. Sedangkan lumpur telah masuk ke 328 rumah hingga setinggi 1,2 meter mengakibatkan kerusakan dan butuh dibersihkan.
Proses pembersihan lumpur di rumah warga juga mengandalkan jalur transportasi utama desa di mana ada gundukan-gundukan lumpur hasil kerja warga dan relawan untuk diangkut truk dan dibuang. Material banjir berupa pasir yang bercampur tanah dan kayu dari longsoran bukit Pendil, bagian dari pegunungan Raung di hulu sungai Badeng, di hutan perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
"Sebenarnya jalan bisa kita bersihkan secepatnya. Tapi masih banyak lumpur di rumah warga, kita fokus membersihkan lumpur di rumah warga dulu, setelah itu kami sterilkan jalan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Penataan Ruang (PUCKPR) Banyuwangi, Mujiono, Selasa (26/6).
Itu berarti jalan antara Desa Lemah Bang, Kecamatan Singojuruh ke Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono melalui Desa Alas malang tidak bisa dilalui selama proses pembersihan lumpur bekas banjir. Jalan yang bisa dilalui jalur alternatif Kecamatan Singojuruh ke Kecamatan Sempu melalui desa Gendoh, atau melalui jalur utama bus Rogojampi – Srono – Cluring – Gambiran – Genteng dari arah Banyuwangi Kota.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur Kantor Wilayah Banyuwangi, Aristyorini mengatakan pihaknya sepakat untuk membangun ulang jembatan itu.
Sementara itu jembatan Wonorekso yang menyebabkan sungai tersumbat hingga terjadi banjir akan dibangun ulang yang prosesnya membutuhkan waktu 3 bulan. Konstruksi jembatan yang sekarang memiliki kaki tiang penyangga tengah yang menahan kayu-kayu besar material longsor sehingga sungai tersumbat.
"Sasaran kita mengubah bagian bawah konstruksi jembatan. Tapi teknisnya jembatan harus seluruhnya diganti. Jadi jembatan harus dirobohkan dulu lalu diganti dengan yang baru,” kata Aristyorini.