1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Memasak untuk korban banjir Banyuwangi, koordinator dapur tak pernah pulang ke rumah

"Jam 8 pagi sarapan sudah harus dibagikan. Malam hari kesempatan untuk saya menyiapkan bahan makanan untuk dimasak besok. Jadi tidur di sini".

Karsono. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 28 Juni 2018 16:19

Merdeka.com, Banyuwangi - Koordinator dapur umum taruna siaga bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi Karsono (50). Bertanggung jawab atas dapur umum yang memasak 6 ribu nasi bungkus setiap hari pasca banjir bandang yang melewati Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, pada Jumat (22/6).

Meski begitu, ada kisah di balik banjir bandang tersebut. Kisah itu datang dari Koordinator dapur Taganan selama melaksanakan tugas membuatnya tidak bisa menikmati empuknya kasur di rumah.

Dapur itu buka pagi-pagi pukul 3, kemudian terus memasak hingga pukul 5 sore, untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam korban banjir dan relawan. Sebanyak 50 orang tim inti Tagana dibantu puluhan wanita yang membantu, terbagi dalam 2 shift, kecuali Karsono yang harus terus memantau proses memasak di dapur itu.

"Jam 8 pagi sarapan sudah harus dibagikan. Malam hari kesempatan untuk saya menyiapkan bahan makanan untuk dimasak besok. Jadi tidur di sini. Kalau pulang paling cuma lihat keadaan rumah," kata bapak dari seorang anak itu.

Lebih kanjut Karsono mengatakan bahawa relawan wanita bertugas menyiapkan sayur dan lauk, lalu membungkus makanan. Sedangkan memasak di kompor harus dilakukan anggota tim Tagana.

Dia mengatakan dapur umum dibuka sejak terjadinya bencana banjir bandang dari sungai Badeng, Jumat (22/6). Sang istri, Siti Maulidah (35), menjadi anggota Tagana pertama yang dia tugaskan berusaha menyediakan makanan untuk korban banjir. Sudah belanja daging senilai Rp 1 juta, pasangan suami-istri itu terpaksa menggagalkan rencana mereka membuka warung sate, gule dan bakso.

Hari pertama bahan makanan datang dari Dinsos Banyuwangi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. Kemudian banyak perusahaan BUMN maupun pengusaha swasta, hingga masyarakat umum menyumbangkan bahan makanan.

Diperkirakan dapur umum akan terus beroperasi hingga Jumat (29/6). Menu yang dimasak tergantung bahan makanan yang tersedia.

"Biasanya BUMN atau pengusaha yang mau menyumbang koordinasi dulu kepada kami. Lalu kami sampaikan bahan makanan yang kurang," terangnya.

"Kalau mau beri sumbangan berupa barang saja. Kami tidak menerima sumbangan uang, misalnya nyumbang minuman berenergi untuk relawan-relawan dapur umum juga nggak apa-apa. Nanti tetap masuk rekapan bantuan," dia menambahkan.

Karsono bercerita sejak muda sudah aktif di karang taruna desa, karena berminat pada kegiatan sosial. Warga asli Desa Lemah Bang Dewo, Kecamatan Rogojampi itu kemudian masuk tim Tagana Dinsos Banyuwangi dalam perekrutan tahun 2006.

"Secara pribadi kami senang dengan kegiatan sosial seperti ini. Sekitar 70 persen tim inti Tagana tidak tidur di rumah,"katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Banjir
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA