Bola raksasa ini dikerjakan oleh anak-anak muda Banyuwangi.
Merdeka.com, Banyuwangi - Instalasi bola raksasa mewarnai pawai grebek ketupat di Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (21/6). Konsep itu digagas warga RW II, Dusun Krajan Kulon, karena kesukaan mereka pada gelaran Piala Dunia yang tengah dilaksanakan di Rusia.
Malam takbir untuk Lebaran tahun ini bersamaan dengan pembukaan kompetisi sepak bola terbesar dunia itu. Joko Slamet (40) warga RT II mengatakan mereka mengerjakan instalasi untuk acara selama 4 hari sambil nonton bareng (nobar) Piala Dunia di balai RW.
"Sebagian yang ngerjakan ini anak-anak yang biasanya merantau. Mumpung mereka di kampung halaman, bersama-sama ada kegiatan," katanya.
Bahan pembuatan dari bambu, kertas koran, kertas bekas semen, karpet bekas, hingga paralon bekas. Ketupat ditempelkan di bagian hitam bola berdiameter 1 meter itu, sedangkan lepet dipasang tegak layaknya pemain bola dengan formasi 3-5-2 lawan 3-4-3.
Kepala Desa Temuguruh Asmuni mengatakan, telah 2 tahun warganya menggelar Grebek Kupat secara mandiri pada hari ke-7 lebaran dimana masyarakat biasa memasak ketupat dan lepet. Setiap warga menyumbang 5 sampai 10 ketupat untuk dipasang di instalasi gunungan atau tandu RW mereka masing-masing.
Kemudian sebanyak 25 instalasi gunungan ketupat dan lepet diarak keliling desa dan diperebutkan warga di titik finish. Asmuni mengatakan tujuan acara agar warga yang biasa merantau memiliki kegiatan bersama warga lainnya pada momen Idul Fitri.
"Acara ini asli inisiatif masyarakat, terutama pemuda. Selain itu kita tidak punya tempat wisata alam, sehingga kami menawarkan wisata budaya. Salah satunya grebek ketupat ini yang memperhatikan kerukunan dan kebersamaan," kata Asmuni.
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dalam sambutannya meminta maaf lahir dan batin pada warga Temuguruh. Dia juga mengapresiasi masyarakat Temuguruh yang secara mandiri menggelar acara yang cukup meriah itu.
"Saya harap banyak desa lain juga melakukan hal yang sama. Menggelar kebudayaan lokal secara mandiri dengan konsep acara yang bagus," kata Yusuf.