"Berkat njenengan semua, keindahan dan keragaman seni budaya Banyuwangi membuat para wisatawan terpikat".
Merdeka.com, Banyuwangi - Perkembangan pariwisata Banyuwangi beberapa tahun terakhir, diakui Bupati Abdullah Azwar Anas tidak lepas dari peran para seniman dan budayawan. Sebagai bentuk apresiasi atas peran aktifnya, Banyuwangi pun memberikan sejumlah tali asih kepada 55 seniman dan budayawan.
Penyerahan tali asih tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Anas saat acara buka bersama di Pendopo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Kamis (7/6).
Di depan para pelestari seni budaya lintas generasi tersebut, Anas menyampaikan rasa terima kasih atas tekad dan semangat mereka melestarikan seni dan budaya asli Banyuwangi.
"Terima kasih sudah melestarikan seni budaya kita. Berkat njenengan semua, keindahan dan keragaman seni budaya Banyuwangi membuat para wisatawan terpikat. Inilah salah satu kelebihan pariwisata Banyuwangi, yang memiliki beragam seni dan tradisi melengkapi keindahan alamnya," kata Anas.
Sejumlah kesenian Banyuwangi kini telah menjadi agenda budaya nasional dan menjadi salah satu event yang sangat ditunggu para wisatawan nasional. Seperti Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, hingga Festival Kuwung.
"Bahkan, kini di Banyuwangi tiap hari ada pentas seni di alun-alun kota Taman Blambangan yang penampilnya siswa-siswa. Ini kalau bukan tekad dan semangat yang kuat dari seniman, mustahil bisa terwujud," puji Anas.
"Tali asih ini merupakan bentuk penghargaan dan kasih sayang kami kepada para seniman dan budayawan yang kami serahkan untuk pertama kalinya. Nominalnya memang tidak seberapa dan tidak sebanding dengan apa yang bapak ibu berikan kepada Banyuwangi. Tetapi mudah-mudahan ini memberikan manfaat dan berkah buat njenengan," imbuh Anas.
Salah satu penerima tali asih yang mewakili seniman senior adalah Supinah. Dengan penuh haru dan mata berkaca-kaca, Supinah mengungkapkan kebahagiaannya atas perhatian pemkab ini.
"Saya senang sekali diperhatikan. Selama ini dalam melestarikan seni budaya Banyuwangi kami tidak pernah mengharapkan imbalan. Namun dengan semua perhatian ini, kami merasa kerja kami dihargai dan makin membuat kami bersemangat untuk mengabdi melestarikan kekayaan seni budaya kita," kata Supinah.
Wanita yang mengawali karir seninya di tahun 1979 sebagai penari gandrung, dilanjutkan sebagai pesinden di tahun 1986 hingga kini tersebut berharap kesenian Banyuwangi terus langgeng.
"Semoga kesenian Banyuwangi terus maju. Saya akan terus berkontribusi bagi Banyuwangi sampai kapanpun," ujar Supinah
Tali asih ini diberikan pemkab bagi seniman dan budayawan lintas generasi. Di antaranya budayawan Hasnan Singodimayan, Ketua Dewan Kesenian Blambangan, Samsuddin Adlawi, penari gandrung Temuk, dan Sinden Gandrung , Supinah. Sementara mewakili golongan muda ada Eko Rastiko dan Sumanjaya, pemusik jazz patrol dan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) asal Kelurahan Temenggungan.