"Maksud kami turun dan mendekat ke mereka adalah untuk berdialog, apa saja yang ingin merasa sampaikan," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Selama bulan puasa ini Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas getol menggelar Safari Ramadan. Bagi Anas, Ramadan merupakan momen yang tepat untuk melakukan safari (perjalanan) berdialog dan bersilaturahim dengan masyarakat sekaligus mendengarkan aspirasi mereka.
Selama dua minggu terakhir, Anas banyak menggelar acara sahur, buka dan tarawih bersama. Mulai dengan warga desa, tokoh lintas agama, ormas, organisasi kewanitaan, anak yatim, hingga tetangga rumah.
Menurut Anas, berkomunikasi dengan warga di bulan puasa ini sangat pas, karena pelaksanaan ibadah di bulan ini banyak yang bersifat kolektif. Seperti sahur, berbuka bersama atau shalat tarawih. Kegiatan semacam Ini akan memudahkan berkomunikasi secara lebih masif, dan intens karena banyak warga yang datang.
"Maksud kami turun dan mendekat ke mereka adalah untuk berdialog, apa saja yang ingin merasa sampaikan. Aspirasi mereka ini kerap menjadi input bagi kebijakan pemkab, untuk itu kami memandang perlu acara ini," jelas Anas.
Tradisi Safari Ramadan ini dilakukan secara bergiliran di lokasi yang berbeda. Tak hanya itu, usai tarawih Anas biasanya langsung meninjau pelayanan publik desa.
"Kami kadang juga mengundang mereka ke pendopo. Biasanya, ini dilakukan bila mengundang organisasi kemasyarakatan untuk kami ajak bareng memecahkan masalah yang ada di daerah," kata dia.
Seperti yang terjadi Selasa malam (5/6) saat Anas mengundang 2.500 anggota PGRI dan lurah dan kepala desa se-Banyuwangi di Pendopo Banyuwangi. Di sana, Anas meminta agar guru lebih bisa memahami dan mendeteksi dini problem muridnya, khususnya terkait masalah narkoba.
"Peredaran narkoba kini sudah merambah siswa, bahkan sudah di tingkat anak SMP dan menyasar anak-anak di desa. Ini bikin saya miris. Mari bersama satukan tangan membentengi anak kita dari narkoba," kata Anas.
Untuk itu, Anas meminta guru dan kepala desa harus berkolaborasi mengatasi problem siswa di tingkat desa. Misalnya, guru harus lebih mengaktifkan program konseling sekolah, berkomunikasi terbuka dengan siswa.
"Kepala desa juga bisa mengajak orang tua agar lebih peka dengan keluarganya. Guru dan kepala desa harus berkerja sama membangun pendidikan berbasis desa untuk memperkuat mental dan karakter siswa," ujarnya.
Ajang safari ramadan ini, juga dimanfaatkan Anas untuk menjalin silaturrahim, baik dengan tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Tidak hanya sendiri, Anas juga mengajak jajaran SKPD-nya.
"Saya selalu menyempatkan diri untuk menjalin ukhuwah, menyapa yang lebih tua dan para ulama-ulama. Kita banyak mendapatkan masukan dari mereka yang sudah makan asam garam kehidupan. Makanya saya selalu mengajak kepala dinas untuk turut Safari Ramadan agar ikut mendengarkan pesan dan masukan dari beliau," katanya.